Pertikaian Batin
10.42
Kekagumanku tertuju pada tangan-tangan dingin yang berlalu begitu cepat seolah tak ada hambatan baginya untuk menentukan arah. Satu persatu untaian membentuk rupa yang mulai menampakkan jati dirinya. “Akan seperti apa hasilnya?” aku masih mendelik kagum, menelan ludah. Mataku tak berhenti mengikuti alur kemana ia menari. Memang harus kuakui bahwa ada hal yang dapat dipelajari dan ada yang tidak. “its a gift” katanya sembari meneruskan pekerjaannya.
Suara burung terdengar dari luar jendela. Kicauannya beradu dengan bising mesin motor yang lalu-lalang membangunkanku. “sudah jam 6 pagi”, mataku terasa sedikit pedas. Sejak sahur tadi aku terjaga setengah tak sadarkan diri. Lampu tidur kubiarkan menyala kala raga sudah siaga. Hari ini aku bertekad untuk hunting. Sebuah aktivitas yang lama telah kutinggalkan karena kesibukan. Aku harus hunting. Stok foto lama sudah tak mampu lagi digunakan.
Memang hunting tidaklah mudah. Terkadang dalam satu kali hunting, aku bisa tidak mendapatkan apa-apa. Namun bisa saja dalam satu kali hunting, aku bisa mendapatkan banyak foto untuk di edit selanjutnya. Proses ini dulu seringkali aku jalani dengan mudahnya. Entah pulang kantor, entah sabtu minggu, hingga di hari yang sama sekali tidak kubayangkan. Tapi problematika ku kini masih sama.
Aku masih tidak tahu harus kemana. Separah itukah? ya. Tanpa tujuan membuat perjalanan akan sia-sia. Hanya akan membuang energi dan membuat lelah. Terlebih di bulan puasa seperti sekarang ini. Aku jadi teringat suatu waktu, ketika aku ingin pre-test untuk memotret sebuah pekerjaan, aku malah mendapat musibah kecopetan. Ternyata tanpa disadari, hal tersebut cukup berdampak sebagai trauma bagiku.
Dan bisa ketebak? sepanjang tadi aku hanya memikirkan, “kemana ya?”, hingga kusadari waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang. Ah lama-lama aku terbiasa seperti ini. Lagipula berada di rumah juga cukup menyenangkan. Ditambah, ada hal-hal lain yang bisa kukerjakan selain hunting. Badan enggak capek, engga dekil kena matahari, dan belajar mengasah imajinasi.
0 comment