Koneksi adalah Kunci

11.08

Yaah, seengganya itulah yang saya pelajari setelah sekian lama berada di dunia kerja. Kita mulai terbiasa menyaksikan hal-hal yang "kok gini sih?" "kok bisa gitu?" tapi ketika kita tahu jawabannya, kita pun ngga bisa berkata-kata lagi. Kayak, "ooh gitu.." Pernah ngga sih kalian ngalamin hal yang sama? kalo iya, kita senasib. Kalo kamu ngga pernah ngalamin, semoga kamu berada di lingkungan yang sehat biar nggak perlu ngerasain hal yang sama. 

Tulisan ini dibuat semata-mata hanya untuk mencurahkan isi hati. Nggak boleh? ya boleh! kan ini blog pribadi. Tidak untuk ditujukkan ke siapa-siapa. Hmm, tidak akan mencatut nama siapapun dan instansi manapun. Intinya saya pribadi merasa kecewa saja sih dengan hidup yang saat ini saya jalani. "Terpikir untuk mengakhiri hidup?" yaa engga se-ekstrim itu dong. Ibarat kekecewaan yang bertumpuk-tumpuk, tapi ngga ada tempat untuk mencurahkan isi hati. Mungkin ada, tapi tempatnya ngga nyaman.

Kalau dulu kita semasa kuliah, masih berapi-api, bersemangat mengerjakan berbagai tugas yang diberikan oleh kampus, mengikuti kegiatan ekstra, begadang sampai pagi hingga lupa mandi, rasanya itu semua kita kerjakan dengan riang gembira. Meski ada keluh kesah sesekali, tapi kita tahu, bahwa apa yang kita kerjakan tidaklah mengkhianati hasil. Apa yang kita buat dengan segala daya upaya, juga akan menghasilkan produk yang terbaik pula. Setidaknya itu yang saya alami semasa menjadi mahasiswa Arsitek dulu.

Berangkat ke dunia kerja, semangat itupun masih saya bawa. Namun perlahan tanpa disadari, ada hal-hal yang dirasa tidak adil membuat semangat kita semakin tergerus. "gue yang kerja lebih banyak, gue yang tau lebih banyak, kenapa dia yang di apresiasi?". Kata-kata itu sesekali terlintas atas kekecewaan yang menumpuk. Apakah kita kurang bersyukur? Oke, tapi sampai kapan mau bertahan di kondisi seperti ini? Kuda yang dipecut bisa bersabar dan menambah kecepatan sesuai kemampuan, tapi ketika sudah sampai melukai, kuda itu akan melompat dan menjatuhkan penunggangnya. Apakah kita perlu jadi pribadi yang menjilat? kurasa engga. Kita yang paling tahu diri kita. Kita tahu value kita. Kuncinya bukan disitu. Koneksi adalah kuncinya. 

Meskipun kita mulai dari nol, perlahan naik menuju 10. Tapi ditengah jalan ada saja yang bisa masuk dari 10. lalu kita bisa apa? ya nggak ada. Yaudah gini aja. Ada yang pernah bilang ke saya, kalo kita sudah berusaha, dan tempat kita nggak ngasih perubahan apa-apa, artinya kita sendiri yang harus mencari perubahan untuk diri kita sendiri. Semoga 2023 bisa menjadi perjalanan baru untuk memulai karir yang baru, bismillah.

You Might Also Like

0 comment