­
Ketika kata-kata menghancurkan segalanya - fahrybook

Ketika kata-kata menghancurkan segalanya

19.02

Pertama kali aku mengenalnya adalah melalui situs jejaring sosial yang sangat terkenal, facebook. Tak ada kata, tak ada sapa, hanya sekedar teman facebook. Suatu hari, ku melihatnya disekolah, awalnya aku tak sadar jika dia adalah orang itu. Hari hari berlanjut mengiringi waktu kesendirianku. Beragam kegiatan ekstrakulikuler Paskibra dilewati demi menjalankan tugas yang ada dalam program kerja. Begitu pun dengan kegiatan OSIS yang saat itu masih diketuai oleh sahabatku, Dwi Febrianto. Akhirnya rangkaian kegiatan pun terlaksana dengan baik, terutama kegiatan MOS. Kegiatan MOS ini benar-benar membuatku mengenal kehidupan yang sangat menyenangkan di SMA Negeri 2 Bekasi atau yang lebih dikenal dengan Etniez. Pada masa itu, aku masih duduk dibangku kelas 2.
Menanti pembagian kelas pun harus dirasakan sangat menyedihkan. Kelas 11 IPA 1 yang kompak, rasanya perjalananku bersama IPA 1 begitu singkat. Tak ingin aku pergi meninggalkan IPA 1. Heboh, canda tawa, suka duka rasanya tak ingin pergi dari hati. Cesone memang selalu ada dihati karena pengalaman yang pernah ku rasakan, takkan pernah dapat kulupakan.
Bahagianya seluruh anak IPA 1 yang ternyata dipertemukan kembali di kelas 3. Bersama sama lagi, mendapat kepercayaan menjadi 12 IPA 1 tanpa kurang satu orangpun. Dan kami sangat yakin, bahwa kelas kami bisa menjadi semakin solid dan semakin hebat kedepannya.
Setelah bertanya tanya, akhirnya ku menemukannya. Aku tahu dimana kelasnya aku tahu dimana tempat duduknya, aku tahu apa eskulnya, aku tahu berapa nomer absennya, aku tahu dan aku tahu. Awalnya aku merasa sangat aneh, tak masuk akal, Apakah aku kembali jatuh cinta ? Aku gelisah, aku ingin lebih tahu dan semakin tahu. Tak lama, akhirnya kudapatkan nomer hpnya. Sayang seribu sayang, mungkin dia tidak mengenalku.
Ku beranikan diri untuk mengirim SMS, dan ternyata ia mau membalas smsku. Mungkin dia menganggapnya biasa, namun bagiku tidak. Tapi apa yang kudapat ? dari sebuah sms pendek itu, dia terasa begitu dingin. Mungkin benar yang orang bilang dengan 'penampilan pertama selalu jelek'. Dengan sms singkat itu tak membuatku putus asa. Aku terus mencoba untuk menjadi lebih baik, mungkin dari segi penampilan, sikap dan sebagainya.
Tahukah dia, bagaimana penilaianku terhadapnya ? mungkin kata-kata tidak dapat menggambarkan kesempurnaannya. Tapi ada beberapa kata yang memang bisa mewakilkan semuanya, yaitu cantik, imut, baik, religius, dan ceria. Aku tak tahu bahwa aku sudah mulai jatuh hati padanya, semakin hari semakin suka, semakin sayang.  Ia mungkin tidak begitu menganggapku, karena aku bukan siapa-siapa.
Pada akhirnya kita memang semakin dekat, walau aku tak ingin bertemu langsung dengannya. Hingga sampai suatu hari, pertanyaan yang ku tanyakan padanya, ternyata membuatku benar-benar sakit hati. Kuputuskan untuk menjauhinya dan melupakannya. Karena aku sangat yakin, jika hari itu datang, aku akan lebih sakit hati. Sangat sulit untuk bisa melupakannya, terlalu sulit. Rasanya aku tak bisa membohongi perasaanku sendiri. Namun semuanya telah hancur, dia nampaknya sudah mulai pergi meninggalkanku. Tak ada lagi yang bisa kuperbuat untuknya, mungkin ia akan menemukan orang yang lebih tepat.
Mengapa aku tak segera menembaknya ? mengapa aku tak mau bertemu dengannya ? banyak sekali kata-kata yang masih ingin ku ungkapkan padanya. Karena sejujurnya aku tak ingin bertemu dengannya saat ini. Aku berharap, aku bisa kenal dengannya nanti, saat kami sudah lebih dewasa. Aku hanya tidak ingin jauh darinya, namun semuanya malah hancur ketika kata-kata menghancurkan segalanya. Kini sepertinya dia bisa mencintai orang lain, tak apalah walau hati ini hancur diinjak injak. Cinta adalah ketika orang yang kita cintai berbahagia walau kita yang mencintai tersiksa. Aku ingin minta maaf apabila dia merasa tersakiti, aku cuma tidak mau kehilangan dirinya. Namun pada akhirnya aku yakin, bahwa aku harus berbuat sesuatu, sebelum terlambat dan menyesal.

You Might Also Like

0 comment