Jalan-jalan ke Bandung!
19.18Alhamdulilah, setelah sekian lama menantikan sebuah trip perjalanan yang sudah saya idam-idamkan sejak lama, akhirnya saya bisa pergi keluar dari kota Bekasi! Yeah! Setelah terakhir sidang seminar, saya belum berencana untuk melakukan revisi, sehingga rasanya memang ingin sekali berlibur entah kemana. Nah kebetulan di postingan kali ini, saya akan bercerita banyak tentang perjalanan saya bersama teman-teman S2 ke Bandung. Seperti apa ceritanya? yuk disimak!
Prolog
Awal ceritanya tuh dimulai dari hari Rabu, 20 September 2017. Hari itu saya berangkat pagi-pagi sekali ke sebuah universitas di Jakarta untuk melakukan tes TOEFL Prediction. Acaranya sendiri dimulai jam 10 pagi. Sehingga mau ngga mau untuk menghindari macet, saya sudah berangkat dari rumah sekitar jam 7 pagi. Namun ada yang berbeda dari hari biasanya, pagi itu hujan untuk sekian lama. Sehingga saya harus menunggu hujan reda, barulah berangkat menggunakan motor ke stasiun.
Sayangnya, Bekasi sedang tidak bersahabat. Pagi itu macet sekali. Benar-benar macet. Hingga waktu yang perlu saya tempuh untuk menuju stasiun menjadi 1 jam dari yang biasanya hanya 15-20 menit. Untungnya kondisi kereta tidak mengalami trouble, dan cukup 30 menit, saya sudah sampai di stasiun klender dan dilanjutkan menggunakan Gojek. Karena datang terlalu pagi, saya pun singgah ke mesjid milik universitas tersebut. Suasananya sungguh nyaman di mesjid ini, meski tidak begitu besar.
Tes TOEFL pun akhirnya dimulai pada pukul 10 pagi, dan pesertanya cukup banyak, mungkin sekitar 30 orang. Disini saya sendiri tidak kenal siapa-siapa. Saya sudah mendaftar tes toefl hari senin lalu, sehingga hanya punya waktu belajar 1 hari. Usai dari acara tes, saya menunggu sampai jam 2 sore untuk mendapatkan sertifikat hasil tes. Karena saya naik gojek kesini, jadilah saya sholat dulu, kemudian jalan kaki mencari makan di sekitaran kampus. Kok bisa nunggu 2 jam? cepet banget? Jadi memang tes yang saya ambil adalah paket express, harganya 2x lipat dari tes normal. Sakit sih kalau hasilnya dibawah ekspektasi, untungnya hasilnya bagus wkakaka.
Usai mendapatkan sertifikat, tiba-tiba ponsel saya berdering. Ada beberapa panggilan dari epo. Lalu saya angkatlah telpon tersebut. Ternyata Epo menghubungi saya untuk mengajak pergi ke Bandung bersama alin sore ini. Di Bandung sendiri ada Ulfa, rencananya disana kami akan main bareng ulfa juga selama beberapa hari. Nah posisinya itu sekitar jam 14.30an, dan saya agak ragu, karena keuangan saya agak menipis usai membayar tes ini, namun tetap saya iyakan saja, toh saya merasa perlu jalan-jalan. Langsung deh, dari kampus itu, saya segera pulang dan packing untuk persiapan ke Bandung.
Keberangkatan
Nah, saya setelah mempersiapkan baju dan peralatan lainnya, saya pun berangkat dari rumah menuju gerbang tol Bintara tempat kami berkumpul sekitar pukul 5 sore. Sebelum menuju kesana, saya pesan gojek untuk mengantar saya ke McD sebagai bekal perjalanan kami. Dengan mobil avanza hitam milik epo, yang didalamnya juga sudah ada alin, kami pun berangkat dengan segera dari gerbang tol Bintara.
Sesuai prediksi, hari ini memang sedang macet parah. Enggak tau kenapa, bisa jadi karena hari rabu ini, orang-orang pada pulang dan ingin ke bandung. Soalnya hari kamis ada libur dan jum'at masuk kedalam hari kejepit. Bisa dibilang perjalanan ini cukup lama di cikampek, karena macet parah seperti parkiran massal.
Perjalanan kembali lancar setelah melewati cikarang. Untuk mengurangi rasa kantuk mengemudi, saya menggantikan epo saat di rest area untuk mengisi bensin usai cikarang. Dan melanjutkan mengemudi hingga kota Bandung. Sekiranya kami tiba sekitar jam 9 malam.
Perut kami sudah sangat lapar, karena terakhir makan sekitar jam 6 sore, itupun hanya burger McD. Akhirnya kami makan di Nasi Goreng Mafia depan UNPAD Dipatiukur. Tidak terlalu ramai, ya lumayan untuk mengisi perut. Dan pada saat itu, kami belum tahu mau tidur dimana. Kalau alin sendiri sudah ada tempat di rumah kakaknya. Akhirnya menggunakan Traveloka, saya coba mencari tempat menginap paling murah. Awalnya epo beranggapan tempat temannya bisa disinggahi, namun tidak. Dan dapatlah kami di Sandilla Guest House, sebuah kamar murah dengan queen bed seharga 130rb.
Setelah makan di mafia, kami mengantarkan alin ke rumah kakaknya disebelah PVJ. Kemudian saya dan epo menuju lokasi hotel yang kami akan ambil untuk melihat kondisinya. Ternyata pembayaran harus menggunakan traveloka agar harga dapat diskon (20rb). Okelah. Sayangnya BCA untuk traveloka sedang dalam perbaikan, maka kami harus mencari ATM, dan di jam 11 malam itu sangat ribet.
Yaah untuk hari pertama, bisa dibilang cukup menyenangkan, dan tempat tidurnya pun tidak buruk. Hanya kamar mandinya memang kecil, dengan lebar sekitar 80cm-1m. Disana kami menginap hanya untuk semalam. Untuk tempat tidur ukuran queen, saya dan epo masih muat sih. Walaupun badan saya besar, dan epo kurus tinggi, tapi masih mencukupi. Memang harus jaga aturan tidur biar ngga saling pelukan haha.
Keesokan paginya, saya dan epo bergegas menuju tempat alin di PVJ sekitar jam 8 pagi. Kebetulan karena kami agak pegal-pegal jadi sedikit telat. Sambil menunggu, saya dan epo makan batagor untuk mengganjal sarapan pagi kami. Setibanya alin di mobil, kami bergegas menuju jalan riau untuk menjemput ulfa dan memulai trip keliling bandung.
De Ranch
To be honest, kami ngga merencanakan sebenarnya mau ngapain aja di bandung ini. Sehingga semuanya nampak spontan saja. Saya dengan duit pas-pasan juga harus memutar otak agar tidak belanja atau jajan untuk bisa survive. Akhirnya kami memutuskan pergi ke daerah lembang, yakni De Ranch. Nyatanya sih tidak begitu jauh ya dari Dago. Ketika sampai juga masih belum begitu ramai, sekitar jam 9an.
Untuk masuk ke dalam, kami perlu membayar tiket masuk 10rb/orang. Untungnya, setiap orang dapat gratis susu murni satu gelas, yeah! Suasana De Ranch sendiri cukup menyenangkan, bersih dan asri. Yaa as you expected, tempat main kuda. Disini juga cukup banyak wahana permainan, namun tiap wahana tersebut perlu bayar. Contohnya wahana Panahan yang kami mainkan. Untuk sekali main dengan 10 anak panah, harus membayar 25rb. Namun kami memilih bergantian 2-3 anak panah perorang.
Disini juga ada perlengkapan baik kostum maupun aksesoris yang bisa digunakan jika kita membayar wahana. Jadi lumayan bisa buat foto-foto. Kebetulan, saat itu masih pagi, dan belum ramai. Jadi kami bisa berfoto-foto cukup lama tanpa membuat antrian hehehe.
Tak ingin berlama-lama, kami pun segera ke spot selanjutnya. Kalau ngga salah waktu itu sudah menunjukkan jam 11 siang. Kami tidak begitu tertarik untuk makan di De Ranch, karena sudah mulai padat pengunjung. Bisa dibilang sih De Ranch sangat cocok untuk keluarga yang ingin berwisata bersama dengan membawa anak kecil. Dan spot selanjutnya adalah Floating market yang katanya tidak jauh dari sini. Dan memang tempat untuk makan dan berfoto.
Floating Market Lembang
Nah saat sampai disini, bayarnya cukup mahal! perorang sekitar 20rb kalau nggak salah. Dan itu belum termasuk parkir dengan biaya perjam. Dan disaat kami datang yakni jam makan siang, cukup ramai pengunjung yang datang. Namun dengan biaya tiket perorang tersebut, dapat ditukarkan dengan minuman seperti milo, kopi dan teh gratis.
Destinasi yang kami kunjungi pertama adalah tempat makannya. Untuk bisa makan disini, kamu perlu menukarkan uang dengan koin pembayaran. Koin tersebut tidak dapat di refund, maka perlu sekali untuk menukarkan uang secukupnya. Saya dan epo memilih untuk makan sate kelinci dan minum susu disini. Sedangkan ulfa memilih membeli mie super pedas, dan alin membeli sate taichan.
Puas dengan makanannya, kami langsung melanjutkan sholat dzuhur. Tempat sholatnya sangat baik dan nyaman. Untuk ukuran lahan seluas ini, terdapat dua mushola yang saya tahu, dan tidak begitu ramai saat saya kesana. Usai sholat, barulah kami mengelilingi tempat ini untuk berfoto. Karena memang cukup banyak tempat bagus disini.
Sebelum pulang, kami menemukan spot jepang-jepangan disini. Dan sangat bagus deh tempatnya. Banyak juga yang menyewa kostum jepang untuk photoshoot disini. Kebetulan karena kami kere, jadi ya seadanya aja hehe. Dan untungnya kami tidak perlu ribet mengantri.
Bisa dibilang sih Floating Market Lembang ini sangat rekomen ya baik buat perjalanan keluarga ataupun bersama teman-teman maupun pasangan. Karena memang destinasinya luas dan cukup lengkap. Bahkan kami sempat bersantai duduk-duduk di kursi payung untuk ngobrol santai disamping danau menikmati udara bandung yang sejuk.
Alun-Alun Bandung & Asia Afrika
Sayangnya disini ngga begitu menarik... so sad. Betul deh, dari keseluruhan hari saya jalan-jalan ke bandung, cuma tempat ini yang rasanya kok, biasa aja ya. Apa karena sudah pernah kesini atau bagaimana. Jadi setelah dari floating market, kami mengantar ulfa kembali ke messnya, karena ada kegiatan. Lalu saya, epo dan alin lanjut ke alun-alun untuk sholat magrib. Karena sudah gelap, jadi alun-alun memang tidak nampak menarik.
Tak lama, ulfa kembali bergabung bersama kami karena kegiatannya telah usai. Dan kami jalan kaki menuju asia afrika dan braga untuk mencari makan. Tidak banyak foto yang dilakukan disini, karena ternyata distriknya untuk makanan yang tergolong menengah keatas. Kami pun hanya makan di Braga punya ceria. Saat pulang melewati Asia Afrika, disana cukup banyak hantu-hantuan yang merepotkan alin dan ulfa. Berkali-kali mereka lari-larian dan berteriak ketakutan. Usai dari sana kami pun bergegas menuju alun-alun untuk melanjutkan ke spot lain.
Chinatown Bandung
Pertama kalinya saya kemari, saya melihat bahwa tempat ini sangat bagus. Rapi. Terdesain dengan baik. Bukan seperti distrik china di semarang atau tempat lain. Ini memang sebuah lahan besar yang didesain oleh swasta membentuk kawasan jajanan dengan konsep china. Untuk masuk kemari juga ada tiket masuknya. Sebesar 20rb/orang kalau tidak salah.
Tempat ini bisa dibilang sangat instagramable. Sangat banyak orang yang datang untuk berfoto. Saya pribadi suka dengan kondisi disini. Pada saat malam, banyak lampu lampion yang digunakan dan pas untuk pencahayaan foto. Mungkin siang hari juga bisa lebih di explore lagi spot-spotnya. Sayangnya karena kami datang pada malam hari, kami tidak bisa berlama-lama.
Transaksi disini harus menggunakan flazz BCA. bisa dibilang cukup unik dan super cashless. Buat kamu yang ngga punya BCA, bisa beli kartu flazz disini sekitar 20rb dengan saldo nol. Dan bisa top up dengan uang tunai disini.
Selain tampilan arsitektur fasad toko yang unik, banyak banget lampu-lampuan serta aksesoris seperti telepon umum, sepeda, hingga kursi yang lucu-lucu. Kalau kalian foto disini tanpa ada orang sekitar, rasanya seperti beneran lagi ada di cina gitu. I love this place. Mungkin kalau ke bandung lagi, saya akan kesini lagi. Ohya buat yang nanya apakah makanannya halal? Saya kurang tau sih, tapi kalau ngga salah temen saya ada yang bilang "no pork, no lard". Coba di googling aja.
Skyland Homestay
Setelah dari chinatown, saya mencari hotel lain melalui traveloka. Berharap sih dapat yang murah dan lebih bagus daripada yang kemarin. Dan akhirnya dapatlah sebuah guest house didaerah pasteur seharga 150rb. Lagi-lagi kami harus mencari ATM untuk melakukan pembayaran. Setelah mengantarkan alin ke PVJ, kami langsung menuju hotel. Karena jam check-in maksimal adalah jam 11.
Ketika kami sampai, kami agak kesulitan mencari hotelnya. Karena jalan yang kami lalui agak kecil dan berkelok. Setelah menelpon, ternyata kami kelewatan, dan ada jalur yang lebih mudah dan dekat dengan jalan raya. Garasinya cukup besar dan bagus. Tempatnya seperti kos-kosan premium. Kata masnya, kamar yang kami gunakan harganya 2,5jt/bulan.
Saya dan epo check-out dari hotel sekitar jam 6.30 pagi, karena harus bergegas menjemput alin. Kenapa bergegas? soalnya kakaknya alin hari jum'at ini mau pergi kerja. Jadi kuncinya ngga bisa ditinggal.
Tebing Keraton
Karena hari ini hari jum'at, kami tidak begitu punya rencana untuk jalan-jalan. Awalnya hanya berpikir akan explore kota saja. Namun disaat hari mulai siang, kami malah kepikiran untuk ke tebing keraton, dan akhirnya pun kesana. Sampai di parkiran tebing keraton itu sekitar jam 11 siang. Dan sayangnya, dari parkiran ke puncak tebing, perlu ditempuh 1-3km menanjak. Banyak jasa ojek yang ditawarkan, namun kami memilih berjalan kaki.
Ojek-ojek tersebut akan terus menawarkan meski kami berjalan kaki. Dari mulai harga tinggi, hingga hanya turun dan semakin turun. Kenapa kami ngga naik ojek? karena kami ngga buru-buru. Rencananya memang sebelum sampai puncak, kami mau ke mesjid dulu untuk sholat. Dan ya benar saja, jarak 1-3km ngga ada apa-apanya dibanding saya biasa CFD sudirman 10km.
Pas sampai di tebing keratonnya, per orang harus membayar 12rb. Kalau turis membayar 52rb/orang. Beda banget ya. Dan sulitnya adalah kondisi pagar yang cukup tinggi. Sehingga foto kami selalu ada pagarnya. Banyak juga sih yang nekat untuk memanjat keluar pagar dan berdiri di batu tebing tanpa pengaman. Totally ilegal dan membahayakan diri sendiri untuk sebuah foto. Sayangnya tidak ada petugas yang berjaga disana. Benar-benar sepi.
Turun dari tebing keraton tidak semenderita saat naik. Kesulitannya hanyalah kami harus extra hati-hati agar tidak jatuh dan gelinding. Overall tempat ini lumayan menarik, sayangnya untuk bisa kemari, harus jalan kaki dengan cukup melelahkan atau bersedia membayar ojek dengan harga yang cukup bikin sakit kantong. Nampaknya memang lebih rekomen kalau datang kemari menggunakan motor milik sendiri.
Ciwalk
So standard banget sih kalau ke ciwalk. Jadi ceritanya kami kesini karena ulfa sedang ada disini. Dan kami sendiri belum makan siang. Ketika sampai di ciwalk jam 3 sore, kami pun makan di yoshinoya dan ngobrol dengan ulfa. Yang lamanya disini hanya untuk mencari ATM yang jaraknya super duper jauh dari lokasi kedatangan kami. Tidak begitu lama, kami pun langsung pergi lagi untuk mengejar waktu kembali ke jakarta sebelum terlalu malam. Sehingga tidak ada explore ciwalk maupun foto-foto disini.
Makuta
Salah satu makanan yang lagi ngehits di bandung adalah kue makuta. Yang modelnya dibuat oleh laudya cintya bella. Karena penasaran dari sejak kami berangkat, kami pun kemari untuk melihat seperti apa. Dan ternyata tempatnya agak jauh, yakni dengan bandara husein sastranegara. Saat kami kesana pun ternyata sepi, mungkin karena datang sore hari. Harganya pun bervariasi, dari 65rb hingga 70rb. Dan hanya ada 1 ukuran. Yang berbeda hanya rasa yang ditawarkan.
Saya tidak berfoto disini, karena memang sepi dan cepat sekali ordernya. Kuenya sudah dipack dalam dus gitu, jadi tinggal diplastikin. Dan tidak seperti toko kue pada umumnya. Ini malah seperti gerai KFC, dimana menunya terpampang di dinding atas dengan meja kasir berada di depan pemesan. Tidak ada rak-rak tempat oleh-oleh lainnya. Kosong.
Kepulangan
Nah akhirnya tiba juga di akhir cerita. Pulang dari bandung, destinasi terakhir adalah makuta. Disini saya mulai menyetir. Kami pulang sekitar jam 4-5 sore. Untungnya kondisi tol bandung tidak macet, dan cukup lancar. Sepanjang perjalanan, kami banyak bercerita mengenai kondisi masing-masing. Baik percintaan epo, alin yang sudah menikah, dan saya yang lagi sendiri. Setelah bercerita, epo pun tidur sepanjang jalan usai minum obat flu. Dan menyisakan saya dan alin bercerita.
Kendala terbesar di perjalanan pulang ini adalah macetnya cikampek yang naudzubillah. Hingga tiba di bekasi sekitar jam 10 malam. Saya turun di pom bensin tol bekasi barat dan melanjutkan naik gojek malam itu. Yaaa pokoknya super have fun lah jalan-jalan ke bandungnya. Di trip kali ini memang ngga semua temen-temen yang biasa main di S2 bisa ikut, kurang irin, yurim, rahma, sofuan yang biasa main bareng. Beberapa diantaranya memang lagi menyiapkan presentasi seminar.
Ohya semua foto disini hanya sebagian aja, total foto ada sekitar 40GB. Dan insyaallah nanti yang bagus-bagus, bakal di upload di Instagram saya. Khususnya foto saya wkakaka. Fotonya sendiri yang diupload disini ngga ada yang diedit, cuma di resize aja biar masuk ke blog maksimum 150kb. Jadi apa yang kamu lihat, adalah foto asli tanpa editan tone. Kecuali yang dari kamera hape, keliatan lah bedanya hmm.
Sehingga bisa disimpulkan dari trip 3 hari 2 malam ini, saya sudah di titik darah penghabisan karena akhir bulan ini sunggguh tidak disangka-sangka wahahaha. Sebenarnya di bandung juga ada teman yang ingin saya temui, tapi orangnya malah ke jakarta pas saya dateng, hemmm! Semoga next time ada perjalanan lain yang ngga sabar buat bisa diikutkan. Rencananya sih selanjutnya saya mau ikutan trip ke bromo dan mampir ke malang, soalnya ada temen yang saya kenal disana. Yeay!
Prolog
Awal ceritanya tuh dimulai dari hari Rabu, 20 September 2017. Hari itu saya berangkat pagi-pagi sekali ke sebuah universitas di Jakarta untuk melakukan tes TOEFL Prediction. Acaranya sendiri dimulai jam 10 pagi. Sehingga mau ngga mau untuk menghindari macet, saya sudah berangkat dari rumah sekitar jam 7 pagi. Namun ada yang berbeda dari hari biasanya, pagi itu hujan untuk sekian lama. Sehingga saya harus menunggu hujan reda, barulah berangkat menggunakan motor ke stasiun.
Sayangnya, Bekasi sedang tidak bersahabat. Pagi itu macet sekali. Benar-benar macet. Hingga waktu yang perlu saya tempuh untuk menuju stasiun menjadi 1 jam dari yang biasanya hanya 15-20 menit. Untungnya kondisi kereta tidak mengalami trouble, dan cukup 30 menit, saya sudah sampai di stasiun klender dan dilanjutkan menggunakan Gojek. Karena datang terlalu pagi, saya pun singgah ke mesjid milik universitas tersebut. Suasananya sungguh nyaman di mesjid ini, meski tidak begitu besar.
Ruangan Tes Toefl IPT Bahasa |
Usai mendapatkan sertifikat, tiba-tiba ponsel saya berdering. Ada beberapa panggilan dari epo. Lalu saya angkatlah telpon tersebut. Ternyata Epo menghubungi saya untuk mengajak pergi ke Bandung bersama alin sore ini. Di Bandung sendiri ada Ulfa, rencananya disana kami akan main bareng ulfa juga selama beberapa hari. Nah posisinya itu sekitar jam 14.30an, dan saya agak ragu, karena keuangan saya agak menipis usai membayar tes ini, namun tetap saya iyakan saja, toh saya merasa perlu jalan-jalan. Langsung deh, dari kampus itu, saya segera pulang dan packing untuk persiapan ke Bandung.
Keberangkatan
Nah, saya setelah mempersiapkan baju dan peralatan lainnya, saya pun berangkat dari rumah menuju gerbang tol Bintara tempat kami berkumpul sekitar pukul 5 sore. Sebelum menuju kesana, saya pesan gojek untuk mengantar saya ke McD sebagai bekal perjalanan kami. Dengan mobil avanza hitam milik epo, yang didalamnya juga sudah ada alin, kami pun berangkat dengan segera dari gerbang tol Bintara.
Sesuai prediksi, hari ini memang sedang macet parah. Enggak tau kenapa, bisa jadi karena hari rabu ini, orang-orang pada pulang dan ingin ke bandung. Soalnya hari kamis ada libur dan jum'at masuk kedalam hari kejepit. Bisa dibilang perjalanan ini cukup lama di cikampek, karena macet parah seperti parkiran massal.
Perjalanan kembali lancar setelah melewati cikarang. Untuk mengurangi rasa kantuk mengemudi, saya menggantikan epo saat di rest area untuk mengisi bensin usai cikarang. Dan melanjutkan mengemudi hingga kota Bandung. Sekiranya kami tiba sekitar jam 9 malam.
Perut kami sudah sangat lapar, karena terakhir makan sekitar jam 6 sore, itupun hanya burger McD. Akhirnya kami makan di Nasi Goreng Mafia depan UNPAD Dipatiukur. Tidak terlalu ramai, ya lumayan untuk mengisi perut. Dan pada saat itu, kami belum tahu mau tidur dimana. Kalau alin sendiri sudah ada tempat di rumah kakaknya. Akhirnya menggunakan Traveloka, saya coba mencari tempat menginap paling murah. Awalnya epo beranggapan tempat temannya bisa disinggahi, namun tidak. Dan dapatlah kami di Sandilla Guest House, sebuah kamar murah dengan queen bed seharga 130rb.
Setelah makan di mafia, kami mengantarkan alin ke rumah kakaknya disebelah PVJ. Kemudian saya dan epo menuju lokasi hotel yang kami akan ambil untuk melihat kondisinya. Ternyata pembayaran harus menggunakan traveloka agar harga dapat diskon (20rb). Okelah. Sayangnya BCA untuk traveloka sedang dalam perbaikan, maka kami harus mencari ATM, dan di jam 11 malam itu sangat ribet.
Kondisi lorong Sandilla, kamar kami tidak harus melewati lorong |
Lobby lantai 3 dekat kamar kami |
Keesokan paginya, saya dan epo bergegas menuju tempat alin di PVJ sekitar jam 8 pagi. Kebetulan karena kami agak pegal-pegal jadi sedikit telat. Sambil menunggu, saya dan epo makan batagor untuk mengganjal sarapan pagi kami. Setibanya alin di mobil, kami bergegas menuju jalan riau untuk menjemput ulfa dan memulai trip keliling bandung.
De Ranch
To be honest, kami ngga merencanakan sebenarnya mau ngapain aja di bandung ini. Sehingga semuanya nampak spontan saja. Saya dengan duit pas-pasan juga harus memutar otak agar tidak belanja atau jajan untuk bisa survive. Akhirnya kami memutuskan pergi ke daerah lembang, yakni De Ranch. Nyatanya sih tidak begitu jauh ya dari Dago. Ketika sampai juga masih belum begitu ramai, sekitar jam 9an.
Melihat anak kecil naik kuda |
Ulfa bergaya sebelum memanah |
Tak ingin berlama-lama, kami pun segera ke spot selanjutnya. Kalau ngga salah waktu itu sudah menunjukkan jam 11 siang. Kami tidak begitu tertarik untuk makan di De Ranch, karena sudah mulai padat pengunjung. Bisa dibilang sih De Ranch sangat cocok untuk keluarga yang ingin berwisata bersama dengan membawa anak kecil. Dan spot selanjutnya adalah Floating market yang katanya tidak jauh dari sini. Dan memang tempat untuk makan dan berfoto.
Floating Market Lembang
Nah saat sampai disini, bayarnya cukup mahal! perorang sekitar 20rb kalau nggak salah. Dan itu belum termasuk parkir dengan biaya perjam. Dan disaat kami datang yakni jam makan siang, cukup ramai pengunjung yang datang. Namun dengan biaya tiket perorang tersebut, dapat ditukarkan dengan minuman seperti milo, kopi dan teh gratis.
Suasana ruang semi outdoor tempat makan |
Pedagang sate kelinci yang ramai dibeli pengunjung |
Bergaya dengan minta difotoin ibu-ibu |
Bajunya matching dengan bunganya hehehe |
Alin berpose |
Bisa dibilang sih Floating Market Lembang ini sangat rekomen ya baik buat perjalanan keluarga ataupun bersama teman-teman maupun pasangan. Karena memang destinasinya luas dan cukup lengkap. Bahkan kami sempat bersantai duduk-duduk di kursi payung untuk ngobrol santai disamping danau menikmati udara bandung yang sejuk.
Alun-Alun Bandung & Asia Afrika
Sayangnya disini ngga begitu menarik... so sad. Betul deh, dari keseluruhan hari saya jalan-jalan ke bandung, cuma tempat ini yang rasanya kok, biasa aja ya. Apa karena sudah pernah kesini atau bagaimana. Jadi setelah dari floating market, kami mengantar ulfa kembali ke messnya, karena ada kegiatan. Lalu saya, epo dan alin lanjut ke alun-alun untuk sholat magrib. Karena sudah gelap, jadi alun-alun memang tidak nampak menarik.
fotoin alin |
Chinatown Bandung
Pertama kalinya saya kemari, saya melihat bahwa tempat ini sangat bagus. Rapi. Terdesain dengan baik. Bukan seperti distrik china di semarang atau tempat lain. Ini memang sebuah lahan besar yang didesain oleh swasta membentuk kawasan jajanan dengan konsep china. Untuk masuk kemari juga ada tiket masuknya. Sebesar 20rb/orang kalau tidak salah.
Koki sebuah restoran mie di Chinatown |
mengisi kartu flazz |
alin, lampion dan bapak-bapak yang lagi ngobrol |
Skyland Homestay
Setelah dari chinatown, saya mencari hotel lain melalui traveloka. Berharap sih dapat yang murah dan lebih bagus daripada yang kemarin. Dan akhirnya dapatlah sebuah guest house didaerah pasteur seharga 150rb. Lagi-lagi kami harus mencari ATM untuk melakukan pembayaran. Setelah mengantarkan alin ke PVJ, kami langsung menuju hotel. Karena jam check-in maksimal adalah jam 11.
Ketika kami sampai, kami agak kesulitan mencari hotelnya. Karena jalan yang kami lalui agak kecil dan berkelok. Setelah menelpon, ternyata kami kelewatan, dan ada jalur yang lebih mudah dan dekat dengan jalan raya. Garasinya cukup besar dan bagus. Tempatnya seperti kos-kosan premium. Kata masnya, kamar yang kami gunakan harganya 2,5jt/bulan.
View pagi hari dari balkon dekat kamar kami |
Tebing Keraton
Karena hari ini hari jum'at, kami tidak begitu punya rencana untuk jalan-jalan. Awalnya hanya berpikir akan explore kota saja. Namun disaat hari mulai siang, kami malah kepikiran untuk ke tebing keraton, dan akhirnya pun kesana. Sampai di parkiran tebing keraton itu sekitar jam 11 siang. Dan sayangnya, dari parkiran ke puncak tebing, perlu ditempuh 1-3km menanjak. Banyak jasa ojek yang ditawarkan, namun kami memilih berjalan kaki.
Ojek-ojek tersebut akan terus menawarkan meski kami berjalan kaki. Dari mulai harga tinggi, hingga hanya turun dan semakin turun. Kenapa kami ngga naik ojek? karena kami ngga buru-buru. Rencananya memang sebelum sampai puncak, kami mau ke mesjid dulu untuk sholat. Dan ya benar saja, jarak 1-3km ngga ada apa-apanya dibanding saya biasa CFD sudirman 10km.
berfoto bersama di tebing keraton |
lagi benerin topi ini |
Ciwalk
So standard banget sih kalau ke ciwalk. Jadi ceritanya kami kesini karena ulfa sedang ada disini. Dan kami sendiri belum makan siang. Ketika sampai di ciwalk jam 3 sore, kami pun makan di yoshinoya dan ngobrol dengan ulfa. Yang lamanya disini hanya untuk mencari ATM yang jaraknya super duper jauh dari lokasi kedatangan kami. Tidak begitu lama, kami pun langsung pergi lagi untuk mengejar waktu kembali ke jakarta sebelum terlalu malam. Sehingga tidak ada explore ciwalk maupun foto-foto disini.
Makuta
Salah satu makanan yang lagi ngehits di bandung adalah kue makuta. Yang modelnya dibuat oleh laudya cintya bella. Karena penasaran dari sejak kami berangkat, kami pun kemari untuk melihat seperti apa. Dan ternyata tempatnya agak jauh, yakni dengan bandara husein sastranegara. Saat kami kesana pun ternyata sepi, mungkin karena datang sore hari. Harganya pun bervariasi, dari 65rb hingga 70rb. Dan hanya ada 1 ukuran. Yang berbeda hanya rasa yang ditawarkan.
makuuuta |
Kepulangan
Nah akhirnya tiba juga di akhir cerita. Pulang dari bandung, destinasi terakhir adalah makuta. Disini saya mulai menyetir. Kami pulang sekitar jam 4-5 sore. Untungnya kondisi tol bandung tidak macet, dan cukup lancar. Sepanjang perjalanan, kami banyak bercerita mengenai kondisi masing-masing. Baik percintaan epo, alin yang sudah menikah, dan saya yang lagi sendiri. Setelah bercerita, epo pun tidur sepanjang jalan usai minum obat flu. Dan menyisakan saya dan alin bercerita.
Mendengarkan lagu dari playlist iphone saya |
Tol Bandung |
Senja menemani perjalanan pulang kami |
Sehingga bisa disimpulkan dari trip 3 hari 2 malam ini, saya sudah di titik darah penghabisan karena akhir bulan ini sunggguh tidak disangka-sangka wahahaha. Sebenarnya di bandung juga ada teman yang ingin saya temui, tapi orangnya malah ke jakarta pas saya dateng, hemmm! Semoga next time ada perjalanan lain yang ngga sabar buat bisa diikutkan. Rencananya sih selanjutnya saya mau ikutan trip ke bromo dan mampir ke malang, soalnya ada temen yang saya kenal disana. Yeay!
4 comment
jadi ngebet banget pengen berkunjung ke farmhouse bandung, btw kok banyakan foto alin? khem! :D
BalasHapusyg bagus fotonya cuma si alin haha
Hapusbandung asyik sekali ... tapi tak sempat ke Chinatown
BalasHapusSangat bagus artikelnya...
BalasHapusKalau mau menginap ini ada rekomendasi bagus https://youtu.be/jOlrkXdae9k