Sidang Tesis

00.01

Apa rasanya sidang tesis? Akhirnya saya merasakannya hari ini. Eh tepatnya kemarin. Karena tulisan ini dibuat jam 01.43 dini hari. Kenapa masih bangun? Baru aja jam 12 tadi ada gempa berkekuatan 7,3 SR yang katanya berpotensi tsunami di daerah Tasik dan sekitarnya. Karenanya saya jadi nggak bisa tidur dan nontonin live reportnya. Di grup pun juga ramai membahas. Tau-tau sudah mau pagi saja. Semoga semua baik-baik saja.

Habis nulis teks diatas tadi, saya langsung tidur hahahaha. Okelah dilanjutkan lagi cerita tentang sidang tesis. Jadi ceritanya sidang tesis ini diadakan di semester 3. Padahal normalnya diselenggarakan pada semester 4 sebagai penghujung dari perkuliahan.

"Apakah saya lebih cepat lulusnya?"
"Hmm tidak juga, tetap normal lulusnya"

Sidang di semester 3 ini dilakukan untuk menghindari penambahan semester kelulusan. Kok bisa? yuk saya jelaskan di paragraf selanjutnya.

Yang belum tahu, sidang tesis ini dilakukan di fakultas teknik UI. Nah pada tahun 2016, ada kewajiban bagi setiap mahasiswa S2 untuk melakukan publikasi ilmiah. Nah yang menjadi problem adalah, proses publikasi ilmiah melalui konferensi internasional memerlukan waktu sekitar 6 bulan untuk dapat diproses. Tidak hanya itu, biaya yang tidak murah pun menjadi problem. Dari UI sendiri sudah ada program beasiswa terkait pembiayaan publikasi ilmiah. Nah yang menjadi sisa masalah adalah durasi pendaftaran dengan jadwal publikasi. Jika kita berencana sidang tesis pada semester 4, dan mendaftar publikasi ilmiah pada semester itu, maka kita baru bisa publikasi 6 bulan setelahnya, atau pada semester 5.

"Dengan kata lain??"
"Nambah semester.."

Maka dari itu, perlunya kita untuk mempercepat proses sidang menjadi semester 3, sehingga pada semester 4, kita hanya perlu melakukan publikasi ilmiah. Saya sendiri sudah daftar publikasi dari september lalu. Kini saya hanya perlu melakukan sidang tesis pada desember ini.

"banyak yang sidang tesis semester 3?"
"sedikit, kehitung jari"
"Tapi kok bisa daftar konferensi meski belum sidang?"
"Bisa dong!"

Jadi memang pada saat mendaftar, kita bisa submit abstrak kita saja. Nanti nama kita akan diproses oleh sistem. Lalu pada waktunya, akan ada jadwal final submission. Nah pada saat itulah deadline terakhir waktu kita untuk memasukkan full paper hasil sidang tesis kita. Disini, jadwal submission saya, persis dengan jadwal sidang tesis.

"Heboh dong?"
"BANGET!"
"Terus gimana cerita tesisnya?"
"Nih ku ceritain.."

Persiapan Materi
Yaa you-know-lah-ya. Dalam penyusunan tesis, tentu prosesnya seperti pada penelitian lainnya. Yang menjadi perbedaan adalah perlu adanya pengembangan dalam penelitian yang dilakukan. Kesulitan yang saya hadapi adalah karena dulu saya tugas akhir bukan bersifat penelitian, melainkan karya tugas akhir berupa desain arsitektur. Sehingga hal ini terasa baru bagi saya.

Proses studi literatur dalam menyusun bab 2 pun telah diselesaikan pada waktu proposal seminar. Maka pada proses ini lebih banyak mencari data dari pakar dan responden. Inilah proses yang dirasa cukup sulit. Banyaknya alur birokrasi menjadikan waktu yang kita miliki semakin sedikit. Bila ada koneksi dengan instansi terkait, barulah rasanya dimudahkan. Baru membuat surat di jurusan sendiri saja, waktunya bisa 2-3hari. Saran saya, buat kamu yang akan tesis, buatlah list instansi yang akan kamu datangi. Dan saat membuat surat, langsung dibuat banyak untuk semua instansi tersebut.

Proses bolak-balik antar instansi pun saya lalui.. Dalam satu hari, bisa 4-5 instansi yang saya datangi kala itu. Karena keterbatasan sumberdaya transportasi, saya menggunakan gojek untuk berpergian. Meski cepat dan memudahkan, tapi bisa dibilang memakan uang saya dengan cepat. Fotokopi untuk kuisioner pun rasanya sakit juga lho. Jika tahu tidak akan dikumpulkan pada sidang akhir, saya sebaiknya menggunakan kertas buram saja.



Menjelang hari-hari sidang, suasana semakin hectic. Saya dan teman-teman bahkan sampai menginap di kantor DKI untuk kerja bareng. 2 hari 1 malam. Dari mulai belajar software SPSS dan SEM-PLS, hingga belajar membahas untuk improvement tesis. Rasanya badan mau remuk mengingat hari itu. Entah sudah saya ceritakan apa belum. Sampai-sampai, saya pulang dari DKI jam 7 pagi, dan bablas tidur dirumah sampai jam 10. Baru lanjut lagi ke DKI sampai jam 9 malam.

"dam, lu jangan kaya gitu napa!"
"kaya gitu apaan?"
"itu tiduran! udah kaya dugong!" sahut mba priska
"...." aku sedang ngedit tesis sambil tiduran.

Kebetulan memang ruangan rapat yang kami gunakan untuk menginap sangat nyaman. Dengan meja besar ditengah, dan alas karpet yang membuat kami berguling-guling dibawahnya. Tak hanya itu, makanan dan AC pun komplit menemani sepanjang hari. Meski begitu, menginap 2 hari kala itu adalah momen paling seru sepanjang mengerjakan tesis.

"emang ada apaan?"
"soalnya disitu ada irin, alin, epo, ulfa, mba pris sama pak rosi"
"temen-temen tesis?"
"iyaa, tapi pak rosi itu mahasiswa S3 asdos, dia yang bantuin kita, bahkan sampai ikut nginep"
"woaaah, terus serunya dimana?"
"soalnya sepanjang hari selain ngerjain, kita juga bercanda, cerita-cerita"
"cerita apa?"
"curhat sih tepatnya, bukan ghibah"
"oh, OK.."

Menjelang pengumpulan, saya pun mencetak berkas tesis sebanyak 4 rangkap sesuai jumlah dosen penguji. Ketika keluar jadwal sidang, ternyata saya mendapat jatah hari jum'at pukul 4 sore. Wow.

"Lama sekali nunggunya" pikirku.

Bukan hanya berkas, persiapan makanan pun juga kami pikirkan. Saya sendiri mendapat jatah untuk membawa snack. Teman lainnya membawa makan siang, maupun minuman. Hingga tak terasa hari itu pun semakin dekat.

Persiapan H-1
Setelah materi sidang telah rapih, begitupula dengan materi presentasi, maka disinilah saya mulai membuat jurnal untuk di submit ke konferensi internasional. Persis deadline tanggal 15 Desember, dimana pada hari itu juga saya sidang tesis. Jadi rencananya saya akan submit pada malam hari, pulang dari sidang. Tidak hanya itu, biaya untuk konferensi pun dibebankan pada hari itu juga. Kesulitan terbesar dalam penyusunan jurnal adalah materi terkait yang ingin ditampilkan hanya mencakup 12 lembar dalam bahasa inggris. Antara sulit dan bingung mana yang mau ditampilkan.

Hari H
Kami pun datang ke kampus dari pagi. Kami siapa? Ada aku, epo dan ulfa. Ceritanya memang topik kami ini sama, yang berbeda adalah pembahasannya. Saya membahas kebijakan, epo membahas pengukuran, ulfa membahas model komputer. Meski kami datang pagi, tidak ada satupun dari kami yang tampil pada pagi hari. Dimulai dari epo yang tampil jam 2 sore, dilanjutkan dengan ulfa, dan terakhir saya sendiri.

Saat menunggu giliran tampil, kami disarankan untuk berada didalam ruangan. Mengapa? sebagai bahan pembelajaran atas apa yang menjadi masukkan dan koreksi dari dosen-dosen diruangan tersebut. Semakin berjalannya waktu, saya pun semakin siap dan tidak gugup. Berbeda sekali dengan waktu sidang seminar beberapa bulan lalu. Hingga giliran saya pun tiba.


Alhamdulilah, semuanya berjalan lancar tanpa ada kendala dan kesulitan yang berarti. Meskipun tetap semua yang sidang akan mendapatkan masukkan untuk revisi. Namun apa yang direvisikan bukanlah hal yang major hingga merombak tesis ini.

Setelah Sidang kami pun berfoto-foto. Saya sendiri sudah agak lelah karena menunggu seharian. Dan ingin buru-buru kembali ke rumah untuk mengurus jurnal yang akan disubmit. Berikut ada beberapa foto saat selesai sidang.



Kalau foto yang ramean itu diambil sehari sebelumnya. Pas sidangnya Irin dan Alin. Karena pas hari kamisnya, kami memang ada kuliah, jadi masih ramai. Itupun diambil sebelum mulai kuliah pada sore hari. Foto ini diambil ditaman depan Kantek.

Ketika sudah selesai semuanya, maka saya kembali kerumah untuk mengurus jurnal. Saat jurnal selesai, maka saya upload langsung di web submission. Dan pembayaran langsung saya selesaikan menggunakan kartu kredit. Maklum, acara internasional. Mau tahu harganya? $250. Itu belum sama hotel, lunch, dsb. Huft.

You Might Also Like

2 comment

  1. pak ceritain apa aja yang ada poto sayanya lah pak wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwk gak ada pak, nanti pas lu sidang aja wkwk

      Hapus