Nyaris Gagal Jalan-jalan ke Jogja
12.24
Halo! Akhirnya jalan-jalan lagi! Setelah bingung liburan ini mau diisi dengan kegiatan apa. Sebenarnya tanggal 5 februari kemarin, UI sudah mulai masuk jadwal perkuliahan lagi lho, tapi kebetulan, karena di semester ini saya memutuskan untuk mulai mencari kerja, sehingga saya tidak lagi mengambil mata kuliah. Ada sih yang saya ambil, yakni publikasi. Rencananya ditanggal 5-7 Maret nanti saya akan ke bandung untuk konferensi internasional, setelah itu mempersiapkan berkas untuk nantinya wisuda di bulan Agustus.
Naah berlanjut ke wisata di Jogja, planning ini udah diadakan saat saya masih mengurus revisi tesis, atau sekitar bulan desember akhir lalu. Trip ini hanya sebentar, yakni 2 hari. Saya pergi kesana dalam rangka acara teman-teman ibu saya. Jadi saya ikut menemani. Acaranya sendiri diadakan tanggal 3-4 februari dengan menggunakan pesawat AirAsia pulang pergi. So excited! soalnya udah lama nggak naik pesawat *norak.
Beberapa destinasi pun telah dipersiapkan, salah satu yang menjadi daya tarik utama dari rombongan ini adalah gua pindul. Ibu saya pun sangat antusias karena belum pernah ke gua tersebut, tapi ada yang lucu dan menjadi pengalaman tak terlupakan pada perjalanan kali ini. Oke kita mulai saja ya cerita dari awalnya. Jadi di hari pertama sebelum saya ke jogja, kami dijadwalkan terbang pada hari Sabtu jam 5.30 pagi. Singkat cerita, dari bekasi, kami sudah siap-siap dari jam 3 pagi. Saat naik ke mobil dan memasukkan semua barang, dengan diantar oleh ayah, ternyata mobil tidak mengarah ke tol. Melainkan ke terminal Damri.
"lho? kok naik Damri?" pikirku, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 4.30, tapi aku diam saja.
Setelah membeli tiket seharga 120rb untuk dua orang, kami pun naik dan menunggu sejenak hingga Damri ini berangkat. Mendadak hujan deras membasahi seluruh perjalanan kami. Selama perjalanan, penumpang terlihat tidur sembari menunggu tiba di tujuan. Tahukah kamu? bahwa terminal yang kami datangi adalah 2F, yang mana adalah terminal paling ujung.
Dan ternyata, saat kami sampai di bandara, waktu sudah menunjukkan pukul 5.10 WIB. Dan ibu saya panik, meminta ke supir Damri agar lebih cepat. Hingga akhirnya kami pun turun dan berlarian. Uniknya lagi, kami tidak memegang tiket, dan harus menunggu orang lain untuk memberikan tiketnya. Setelah itu berlarian lagi menuju boarding. Saya sudah berlari cepat, tapi percuma, ibu saya tidak bisa berlari lebih cepat.
Ransel, tas slempang kamera, dan koper saya bawa sambil berlari. Ibu saya membawa tas slempang dan tas tangan. Kami berlari sepanjang bandara. Dan rusuh banget pas membuka semuanya di bagian scan barang bawaan. Untungnya saya sudah pakai sepatu, jadi larinya bisa enak.
Ransel, tas slempang kamera, dan koper saya bawa sambil berlari. Ibu saya membawa tas slempang dan tas tangan. Kami berlari sepanjang bandara. Dan rusuh banget pas membuka semuanya di bagian scan barang bawaan. Untungnya saya sudah pakai sepatu, jadi larinya bisa enak.
"maaf pak, pesawatnya sudah mundur.." kata pegawai bandara.
"yah gimana? ngga bisa tunggu sebentar? ini beda 5 menit lho" ibu saya mengomel
"mohon maaf bu, paling kami bantu flight berikutnya.." ujar pegawai bandara
Kami pun lemass. Haduuu. Benar kan.. Kalau tadi pagi dianter ayah sampai bandara, pasti segera sampai. Kenapa? karena ayah kalau naik mobil selalu cepet, rata-rata 80-100km/jam. Ngga seperti angkutan umum yang punya SOP maksimum kecepatan. Ya sudahlah.
Sembari menunggu proses pergantian flight, kami memutuskan untuk sholat subuh terlebih dahulu. Setelah sholat, ternyata diketahui bahwa tiket kami tidak bisa diganti dengan penambahan biaya selisih, melainkan harus beli baru. Karena pembelian yang dilakukan adalah untuk 3 orang pulang pergi, sedangkan yang telat adalah 2 orang. Kalau mau telat, harusnya 3-3nya, begitu ujar pegawai bandara. Yuck! Dan harga tiket baru pun cukup besar yakni 1juta perorang.
Alamak! Jadilah kami browsing dulu untuk harga tiket pesawat lain di pagi hari tersebut. Suasana bandara yang agak sepi nampaknya tidak membuat kami lebih rileks juga. Setelah dicek nampaknya, penerbangan paling pagi adalah jam 11. Dan itu terlalu telat bagi kami. Akhirnya kami mengambil opsi penerbangan selanjutnya oleh AirAsia pada jam 10 pagi. Yasudahlah, mau digimanain lagi ya, baru deh kami leha-leha dulu untuk sarapan sambil menunggu dari jam 6 pagi ke jam 10 di salah satu booth makanan di bandara.
**Setelah itu kami menunggu. Yap menunggu..**
0 comment