Pengalaman Motret Super Blue Blood Moon 2018

01.42

Halo! Kemarin akhir bulan januari 2018 baru aja ada event yang cukup fenomenal, konon terjadinya hanya 150 tahun sekali. Fenomena itu adalah Super Blue Blood Moon. Yakni fenomena ketika terjadi gerhana bulan yang tepat matahari, bumi dan bulan berada pada titik sejajar. Meskipun fenomena ini bisa dilihat dari seluruh indonesia, termasuk dari rumah saya sendiri, saya mencoba datang ke monas untuk mengabadikan momen ini. Tidak lebih untuk belajar mengasah kemampuan fotografi dan mensyukuri kuasa Allah SWT. Bagaimana hasilnya? yuk kita lihat sama-sama. 

Nah jadi ceritanya Super Blue Blood Moon ini akan muncul dari sekitar jam 6 sore hingga jam 10 malam. Saya sendiri berangkat dari bekasi hanya berbekal kamera fujifilm XT10, lensa tele XC50-230mm serta lensa kit 18-55mm. Untuk tripod, saya hanya membawa tripod mini doss. Kenapa? karena sepengalaman saya memotret bulan tempo dulu, saya tidak memerlukan tripod, hanya handheld dengan bantuan Optical Image Stabilization dari kamera sudah cukup.

Sumber I-news
Sejujurnya saat berangkat, saya belum mengetahui akan kemana. Yang saya pikirkan adalah konsep gambar bulan dengan overlay bangunan pencakar langit berada di sebelahnya. Namun hal itu sulit dilakukan, mengingat posisi bulan nampaknya akan berada sangat tinggi. Jika kita zoom maksimum untuk mendapatkan ukuran bulan yang besar, kita tidak dapat menampilkan bangunan sekitar. Jika ingin ada bangunan sekitar, maka harus merelakan bulan hanya terlihat kecil. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan Multi-Exposure. 

Akhirnya saya memutuskan untuk ke Monas didetik-detik terakhir sebelum jam 6 sore. Ketika sampai, ternyata sangat ramai. Antrian motor sangat panjang saat memasuki monas. Tidak hanya itu, ribuan manusia juga memadati area monas. Banyak diantaranya membawa kamera masing-masing. Saya langsung mencari tempat untuk duduk ketika berada di pekarangan monas.


Sayangnya ketika saya datang, bulan memang belum berwarna merah, dan seringkali tertutup oleh awan mendung. Cukup lama kami menunggu. Hingga saya sempat berjalan-jalan memotret objek lain. Bisa dilihat pada foto diatas, bahwa orang-orang duduk memenuhi sepanjang jalan pedestrian. Tripod pun berjejer dipasang, entah itu adalah komunitas atau hanya individu perorangan. Saya sendiri cukup memasang tripod mini yang nantinya akan saya sesali hehe.


Karena tidak kunjung menemukan bulan yang muncul, saya sekali lagi menggunakan kamera saya untuk memotret objek lain. Saya sendiri mencoba mengecek keberadaan bulan secara digital menggunakan bantuan software ios berupa Sky View. Disana kita bisa mengecek lokasi bulan serta jalur peredarannya secara real-time.


Selain itu, foto diatas adalah ketika saya mencoba mengambil gambar bangunan sekitar, yakni Perpustakaan Nasional RI dari tempat saya duduk. Kebayang ngga? dengan lensa focal 230mm, saya bahkan belum bisa melihat secara jelas apa yang ada didalam kaca-kaca tersebut. Apalagi untuk melihat bulan yang ukurannya jauh diatas langit. Sesaat kemudian, bulan mulai menampakkan wajahnya setelah ditutupi oleh awan mendung.

Saya pun langsung bergegas mencari settingan yang pas untuk memotret bulan berwarna merah tersebut. Kesulitan yang saya hadapi secara umum adalah 'Focus'. Sangat sulit mencari fokus yang tepat. Jika menggunakan autofocus, kemungkinan besar tidak akan ketemu, karena langit yang gelap. Sedangkan jika menggunakan manual fokus, kelemahan fuji adalah Electronic-wire Focus, sehingga 'rasa' fokusnya itu ngga kerasa. Jadi untuk geser-geser fokus agak sulit untuk presisi, tidak bisa sekedar di mentokin sampai infinity.

XT-10 + XC50-230mm | ISO 3200 | f-6.7 | 1.6s

XT-10 + XC50-230mm | ISO 2500 | f-6.7 | 2s

XT-10 + XC50-230mm | ISO 2500 | f-6.7 | 1.9s

XT-10 + XC50-230mm | ISO 2000 | f-6.7 | 2s
Ketika bulan mengeluarkan sinar putih seperti mulai pada gambar diatas, autofokus menjadi sangat mudah untuk digunakan, karena intensitas cahaya yang sangat besar. Sayangnya, ISO saya masih tinggi untuk menjaga shutter speed bisa diminimalkan. Karena bukaan terbesar untuk focal 230mm adalah f-6.7 yang mana terbilang kurang cepat.

XT-10 + XC50-230mm | ISO 2000 | f-6.7 | 1.9s

XT-10 + XC50-230mm | ISO 1000 | f-6.7 | 2s

XT-10 + XC50-230mm | ISO 800 | f-6.7 | 2.5s
Ketika bulan berubah sepenuhnya menjadi warna putih, tidak ada kesulitan yang berarti baik dari segi fokus dan settingan. Hal ini sama persis ketika saya memotret bulan beberapa waktu lalu. Tanpa bantuan tripod. Sedangkan pada kondisi bulan merah seperti sebelumnya, fungsi tripod sangat diperlukan, karena cahaya yang minim. 

XT-10 + XC50-230mm | ISO 200 | f-6.7 | 1/125s
Apakah equipement yang saya gunakan hanya itu saja? ya betul. Tidak perlu pakai filter, karena ini malam hari. Tidak perlu pakai cable release, cukup gunakan timer 2detik untuk tidak menyentuh kamera. Bagaimana dengan kalian? sudah mencoba memotret bulan kemarin? Yuk share pengalamanmu disini.



You Might Also Like

0 comment