Software Wajib Arsitek Developer Properti 2021

14.43

Halo temen-temen, berjumpa lagi dengan saya. Semoga pada sehat-sehat ya dimasa pandemi seperti sekarang ini. Jangan lupa, kalau keluar rumah dipakai maskernya, cuci tangan dan jangan sembarangan menyentuh benda asing. Nah di tulisan kali ini saya mau membagikan sedikit pengalaman yang mungkin berguna buat temen-temen mahasiswa maupun para pencari kerja di bidang arsitektur, apabila ingin masuk developer properti di 2021. Kasus ini mungkin bisa berbeda di perusahaan lain, tapi di tempat saya bekerja, setidaknya inilah yang saya alami.

Disini temen-temen harus memahami dulu, bahwa arsitek yang bekerja di perusahaan properti itu banyak banget cabangnya. Bisa sebagai engineer di lapangan, bisa sebagai tim bisnis, bisa sebagai tim inisiasi, bisa juga sebagai tim marketing dan lainnya.

Nah yang saya bahas disini adalah arsitek yang bertugas sebagai tim inisiasi, atau biasanya mempersiapkan proyek-proyek baru, atau yang akan diusulkan ke pimpinan agar bisa jadi proyek beneran. 



AutoCad

Nah software yang pertama temen-temen harus bisa adalah Autocad. Sebuah software perancangan berbasis 2D yang sekarang juga bisa 3D. Tapi di kasus saya, Autocad hanya digunakan untuk perancangan 2D. kenapa? karena mayoritas arsitek cenderung menggunakannya demikian. Jika kita sendiri yang bisa 3D, tapi orang lain tidak bisa, alhasil ilmu tersebut kurang terpakai di pekerjaan ini. Makanya penting banget buat kita bisa menguasai software yang umum digunakan oleh banyak orang.

Contoh pengerjaan Masterplan dengan AutoCad

Penggunaan autocad sendiri cukup bervariasi di developer properti. Kalau temen-temen berpikir, fungsi autocad hanya untuk merancang rumah, temen-temen ngga salah sih. Tapi lebih daripada itu. Autocad biasa dipakai untuk merancang rumah, hunian bertingkat, bangunan komersil seperti mall, hotel, resort dan sebagainya, hingga untuk merancang masterplan. Yap, masterplan! jadi di developer properti, perencanaan masterplan juga cukup penting, dan sering dikerjakan.

Apakah semuanya dikerjakan sendiri? terkadang iya, terkadang ngga. Di beberapa developer properti, perancangan biasanya digunakan sebagai alat untuk meng-estimasi kisaran biaya yang dibutuhkan, dan kisaran pendapatan yang akan didapatkan. Nanti, kalau proyeknya sudah deal, dan dirasa sulit untuk dikerjakan tim internal, perusahaan akan meng-hire konsultan arsitek, untuk menggambarkan proyek yang dikerjakan dengan kualitas yang lebih proper.


Excel

haah excel? iyes beneran excel. Salah satu software wajib yang harus dikuasai. Jadi nanti ketika kamu sudah selesai melakukan perancangan di CAD, bahkan bukan sudah selesai, tapi bersamaan dengan waktu perancangan, kamu sudah harus mulai menghitung dan mengkalkulasikan, kira-kira berapa luasan A, B, C, D agar gambar kamu bisa diestimasi biayanya. Apakah gambar yang kamu buat sudah sesuai dengan requirement atau persyaratan bisnis yang diinginkan atau tidak.

Misalkan dari tim bisnis bilang, "tolong dong buat masterplan perumahan, ukuran kavlingnya 72 dan 120. proporsinya 40:60", nah disitu otomatis agar kamu bisa mengetahui kesesuaian antara gambar kamu dengan bisnis, kamu perlu melakukan kalkulasi di excel. Hasil tersebut nantinya akan kamu serahkan ke tim bisnis untuk dihitung kelayakannya. kira-kira seperti itu.

contoh perhitungan sederhana pada Kawasan Perumahan

Gimana dengan bangunan lain? misalkan bangunan Mall. Pada saat kamu menggambar di CAD, kamu juga sekalian menghitung, kira-kira gambar yang kamu buat, luas koridornya berapa? luas area untuk vendor atau tenantnya berapa? mana yang lebih besar? karena itu akan mempengaruhi pendapatan bisnis dari developer properti. Nah jangan sampai kamu menggambar, tapi tempat jualannya lebih sedikit dari tempat yang ngga bisa dijual, seperti koridor, toilet, area ME, dan sebagainya.


Photoshop

merupakan software yang digunakan untuk mengolah gambar. Biasanya dari CAD yang sudah dibuat, akan difinalkan melalui photoshop agar dapat dipresentasikan secara baik dan layak. Kenapa? karena target presentasi kita biasanya direktur atau orang lain yang diajak kerjasama. Ngga jarang dari mereka bukan berasal dari background teknik, sehingga melihat gambar CAD akan membuat mereka kesulitan. Nah makanya photoshop ini penting banget digunakan untuk  membuat gambar lebih mudah dipahami.

Contoh penggunaan Photoshop pada Masterplan agar mudah dipahami

Sederhananya, misalkan kita membuat gambar denah rumah, kita akan mempresentasikannya dengan gambar denah yang sudah diberi warna, sudah diberi tanda, dimana taman, dimana kamar mandi dsb. Sehingga akan lebih mudah dipahami.

Bisa juga apabila kita membuat gambar masterplan perumahan, kita bisa menggambarkan dimana pohon, dimana jalan, dimana rumahnya, dimana fasilitasnya dsb.


Powerpoint

Ini adalah aplikasi ketiga yang cukup penting menurut saya. Karena dari ketiga aplikasi sebelumnya, kita akan menyusun semua materi kedalam bentuk file presentasi. Sejujurnya saya cukup jarang menggunakan Aplikasi Word, jika bukan untuk notulen rapat. Sehingga kemampuan kita untuk membuat layout dan tampilan presentasi yang menarik menjadi sangat penting.

Contoh template Power Point yang mungkin dibutuhkan

Tapi jangan khawatir buat kamu yang belum paham, karena biasanya setiap perusahaan sudah memiliki layout korporat yang ter-standar. Sehingga kita hanya perlu mengikutinya, dan skill yang dibutuhkan adalah 'ke-peka-an' dalam memahami layout yang menarik agar tidak terlihat berantakan pada saat presentasi.


SketchUp

Nah untuk 3D SketchUp ini bisa bervariasi tergantung kebutuhannya. Ditempat saya, sebenarnya penggunaan 3D SketchUp hanya bersifat kasaran atau massing semata. Tidak perlu sampai detail, karena ada divisi atau bagian yang nantinya akan mengerjakannya lebih detil ketika proyeknya sudah dijalankan. Meski begitu, seorang lulusan arsitek sudah tentu harus bisa menguasai sketchUp.

Contoh massing dengan SketchUp

Sering kali penggunaan sketchUp untuk memvisualisasikan posisi massa bangunan terhadap lahan yang direncanakan. Misalkan membangun apartemen 10 tower pada satu lahan. Kadang untuk mempresentasikan ke pimpinan, akan menjadi sulit untuk dipahami jika hanya berbentuk gambar 2D. Nah dengan gambar 3D, dapat terlihat seperti apa kepadatannya 10 tower dalam satu lahan.


Aplikasi render

Nah kalau ini adalah tambahan. Kalau bisa bagus, kalau ngga juga yaudah gapapa. Kadang memang di persyaratan lamaran kerja ada yang menuliskan harus bisa render, padahal kalau di pengembang properti, ngga selalu harus bisa, tapi memang ada bagian yang mengharuskan bisa. Nah ditempat saya, ini adalah opsional. Kenapa? karena target presentasi di bagian inisiasi biasanya adalah investor ataupun direktur.

Nanti untuk render yang beneran serius, targetnya adalah pembeli, sehingga perusahaan akan meng-hire konsultan render untuk marketing yang harganya bisa puluhan hingga ratusan juta. Jadi tenang aja kalau temen-temen ngga jago ngerender.

---

Pengen denger versi videonya? bisa langsung cek di video berikut yaaa



You Might Also Like

0 comment