Pertama Kali naik Whoosh
12.47Salam Whoosh Whoosh Whoosh, Yess!! itu adalah jargon yang digaungkan oleh Kereta Cepat Jakarta Bandung. Agak kureng sih, tapi yaudalah ya. Intinya sih karena cringe, jadi membekas di kepala wkwk. Jadi disini aku mau cerita sedikit soal perjalananku kemarin ke Bandung menggunakan kereta cepat KCIC. Perjalanan berangkat dan juga pulang menggunakan kereta cepat. Seperti apa? yuk kita bahas bareng.
Jadi di hari Rabu kemarin, tanggal 3 Januari 2024, aku pertama kali nyobain naik kereta Cepat ke Bandung dari stasiun Halim. Kebetulan jaraknya cukup dekat dari kantorku yang ada di Cawang. Kalau temen-temen nanya mekanisme pembelian tiketnya, jujur aku juga kurang paham, karena dari kantor yang beliin tiketnya. Tapi kalau mau beli, sebenernya gampang, karena tinggal di google nanti diarahin ke website KCIC.
Beli Tiket Whoosh
Syarat pembelian tiketnya pun mudah, cukup menyertakan nomor KTP dan uang senilai 200rb untuk weekdays, dan 250rb untuk weekend. Ketika sudah membeli tiket, nanti temen-temen akan mendapatkan barcode yang bisa digunakan sebagai tiket masuk. Saranku sih, barcodenya di screenshoot aja, biar gampang kalau mau dibuka lagi dari galleri.
Waktu itu aku berangkat sekitar jam 5 sore di stasiun halim. Berangkat dari kantor sekitar jam 4 sore, kebetulan dekat dan tidak macet, jadinya masih aman. Sesampainya di stasiun halim, prosedurnya sangatlah simpel. Bahkan kita nggak perlu nunjukkin ktp sama sekali. Cukup melewati antrian scan barang bawaan, lalu kita tinggal Tap Barcode seperti mau masuk ke MRT ataupun KRL.
Jangan Mepet
Yang agak PR mungkin adalah jarak jalan kakinya yang lumayan. Tidak sejauh kalau kita jalan di bandara, yang bisa dapat gate jauuuh sekali. Tapi karena ini posisi peronnya ada di atas (elevated), kita jadi harus melewati berbagai eskalator, bahkan menyebrang peron dsb. Kalau kamu datangnya nggak mepet, harusnya sih gak berasa capeknya ya.
Untuk jumlah gerbongnya sendiri nggak begitu banyak, jadinya kita nggak akan capek buat jalan jauh nyariin gerbong kita ada dimana. Ketika sudah masuk di kereta, jujur suasananya bagus banget, berasa di dalam pesawat. Kabinnya cukup elegan, dan jarak antar kursi depan-belakang juga nyaman. Yang mungkin agak kurang adalah jarak sampingnya. Kalau kamu dapet sebelahnya orang gemuk, mungkin akan kurang nyaman.
Lalu kekurangan kedua adalah kabin tempat penyimpanan barang diatas kursi yang kurang besar. Kalau kamu menggunakan tas yang sangat penuh/ tebal, tidak akan muat. Sebaiknya di split jadi 2 tas kalau tas kamu besar. Tapi kalau koper ukuran normal masih bisa sihh.
Perjalanan bisa dibilang sangat nyaman. Bahkan nggak berasa. Mesin sangat halus. Minim getaran. Tau-tau hanya 30 menit sudah sampai. Bahkan aku belum sempet tidur. Untuk harga 200rb di weekdays sih menurutku masih worth it yaa.
Pindah ke Feeder
Lalu sesampainya di stasiun padalarang, kita akan diarahkan untuk memilih, mau naik feeder ke kota bandung, atau keluar di stasiun padalarang. Dan jangan khawatir, tiket kita sudah termasuk feeder, jadi cukup gunakan barcode awal, kita sudah bisa menggunakan feeder. Waktu tempuhnya berkisar 15-20 menit ke stasiun bandung.
Nah kalo dari stasiun bandung, baru deh kita bisa naik grab/ taksi ke tempat tujuan kita. Waktu itu aku nginep di Vasaka Maison Bandung, salah satu hotel yang cukup bagus dengan tematik klasik gitu di deket alun-alun bandung. Kalian mesti banget nyobain sih, karena hotelnya baguuss, ada kolam renang dan barnya juga.
Ohya kalau kamu mau pulang dari bandung ke stasiun KCIC. Sebaiknya spare waktu 1 jam. Karena kemarin aku pas balik sampai lari-larian ngejar kereta feeder, dan hampir miss kereta cepat, karena kita baru masuk feeder itu jam 16.30, padahal kereta cepatnya di jam 5 sore wkw.
0 comment