Seperti Apa Kerja di Konsultan Arsitektur

14.08

Saya yakin banyak deh temen-temen mahasiswa yang bertanya-tanya tentang "seperti apa sih kerja di konsultan arsitektur?" pertanyaan ini seringkali ditanyakan dari teman-teman mahasiswa. Dan fakta yang harus diketahui adalah banyaknya lulusan arsitektur sendiri yang belum tentu bekerja di konsultan arsitek. Sebagian memilih bekerja di kontraktor, owner maupun supplier. Harus digarisbawahi bahwa yang akan saya ulas disini adalah pengalaman bekerja konsultan arsitektur besar atau sifatnya sudah korporat yakni Airmas Asri, sehingga pembagian tugas kerja sudah lebih terorganisir dengan baik. Terdapat pula beberapa poin utama tentang bagaimana rasanya kerja di konsultan arsitektur, saya merangkumnya dalam artikel ini dengan kronologis waktu. Namun hal ini bisa saja berbeda di konsultan lain.

Bekerja di Konsultan Arsitektur besar di Indonesia merupakan pengalaman yang menyenangkan sekaligus menegangkan. Selain dituntut untuk bertanggung jawab atas desain yang akan digunakan pada mega proyek, juga dituntut untuk kreatif serta responsif atas perubahan-perubahan yang diinginkan owner. Awal bulan yang saya alami umumnya hanya diisi dengan berbagai macam pengenalan. Pekerjaan yang diberikan pun khusus pada area tertentu. Contohnya pada hari pertama saya masuk, tim dari IT akan mengarahkan saya untuk membuat account email kantor serta beberapa penyesuaian komputer. Hal ini dilakukan sembari berkenalan dengan pegawai lain di satu divisi yang sama. Mungkin budaya ini bisa saja berbeda dari konsultan lain. Di divisi yang saya tempati berjumlah sekitar 50 orang pegawai.

suasana kantin saat ada acara (hampir seluruh karyawan)

Tugas pertama sebagai junior arsitek, diberikan oleh Kepala Studio Desain. Saya ditempatkan untuk mengerjakan sebuah proyek apartment 2 tower di daerah Pakubuwono, ya sebut saja Pakubuwono Spring. Sebagai newcomer, tentu tanggung jawab yang diberikan tidak dapat langsung besar, melainkan pelan-pelan masuk untuk mengenali proyek yang sedang dikerjakan. Dengan begitu, saya mulai diberikan pekerjaan untuk mengeksplor berbagai bentuk crown atau puncak dari tower apartment sebagai alternatif tambahan dikarenakan desain puncak apartemen masih belum fix.

Berbagai bentuk alternatif pun dibuat demi memenuhi keinginan owner. Proses ini akan terus berlangsung selama saya bekerja di konsultan arsitektur dan di proyek manapun. Alternatif yang dibuat nantinya akan direview oleh Senior yang berwewenang pada proyek tersebut dan selanjutnya akan direview oleh Direktur Divisi untuk dibahas bersama. Jika tidak ada revisi, maka model yang telah kita buat dapat dilanjutkan untuk dirapihkan lalu diberikan pada divisi Render. Sayangnya, akan selalu ada revisi bos, hehehe. Proses ini dilakukan berulang-ulang demi memenuhi deadline meeting yang diadakan setiap minggunya.

enjoy sore, menikmati traktiran ulang tahun
Di divisi Render, model sketchup yang telah kita buat akan diolah menggunakan 3DSmax, MentalRay, dan Photoshop sehingga menjadi gambar yang layak untuk dipresentasikan ke owner. Proses desain hingga render ini sendiri beragam yang umumnya sekitar 3-4 hari. Seringkali divisi Render menjadi sangat tertekan karena banyaknya order dari tim desain yang jumlahnya sangat banyak. Terlebih seringkali kami memintanya secara mendadak atau besok sudah harus presentasi. Hal ini sangat lumrah terjadi di konsultan arsitektur. Bayangkan saja jika satu proyek memerlukan 3 view render, dan di Airmas Asri terdapat puluhan proyek berjalan, maka bisa dibayangkan bagaimana sibuknya divisi render menerima job-job tersebut.





Sembari menunggu hasil gambar 3D yang dirender, para junior arsitek umumnya menyiapkan gambar-gambar kerja maupun gambar pendukung untuk presentasi. Sehingga selain membuat 3D model, kami juga membuat presentasi grafis serta gambar kerja. Gambar kerja untuk proyek dikelola oleh PC (project coordinator) yang juga dibantu oleh tim produksi (drafter). Hampir setiap proyek memiliki drafternya masing-masing. Bisa kamu bayangkan betapa hecticnya tim dalam menyiapkan presentasi arsitektur sehari sebelumnya, terlebih jika presentasinya membutuhkan maket presentasi. Bisa dibilang, sangat jarang seorang blogger arsitek yang menjelaskan hal ini.

Apa saja yang dipresentasikan? Tergantung dari topik apa yang akan dibahas pada rapat yang bersangkutan. Misalkan pada hari rabu depan, Owner ingin membahas mengenai interior apartemen 3-Bedroom, maka kami harus mempersiapkan dokumen-dokumen pendukungnya, baik layout denah kamar, gambar 3D interior, list material yang digunakan, hingga gambar-gambar detail seperti pola lantai, plafond dsb. Mengerjakan semua itu sendirian dapat dikatakan tidak mudah, sehingga peran dari tim produksi dalam menyiapkan gambar kerja cukup membantu tim desain.

kondisi proyek dan lokasi presentasi owner
Bagaimana dengan kerja Overtime? Lembur bisa dibilang adalah bagian yang sulit dilepaskan dari sebuah pekerjaan di konsultan arsitektur manapun. Deadline yang cepat, serta pekerjaan yang cukup banyak menjadikan pekerja arsitektur harus kerja ekstra untuk mendapatkan hasil yang sesuai, bahkan meski sudah lembur pun, belum tentu sesuai dengan harapan. Di tempat saya bekerja dulu, lembur dilakukan usai jam sholat magrib hingga selesai. Umumnya sampai jam 9, ada pula yang super urgent dan terpaksa dilakukan hingga pagi. Jangan heran ketika kamu bekerja di konsultan arsitektur, saat hampir tiba jam pulang kantor, tiba-tiba ada review desain proyekmu jam 4-6 sore, lalu kamu diminta untuk memperbaikinya agar dapat dipresentasikan esok harinya. Syalala...

suasana lembur di Konsultan
Capek nggak sih kerja Arsitektur? Dibilang capek sih engga, tapi juga iya. Saya pernah mencoba jadi Uber Driver selama beberapa hari, artikelnya ada disini Pengalaman jadi Uber Driver. Menurut saya, menjadi seorang pengemudi Uber lebih melelahkan ketimbang menjadi Junior Arsitek meskipun sama-sama hanya duduk. Mungkin karena saya menyukai apa yang saya kerjakan, sehingga tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Kebayang nggak sih, ketika kamu fokus terhadap apa yang kamu kerjakan, tau-tau hari sudah gelap? Tentu badan pegal-pegal, dan ketika sampai rumah rasanya hanya ingin tidur. Ada banyak cerita dari senior yang resign, mereka pindah pekerjaan dari konsultan lalu ke kontraktor. Lalu mereka bilang "tempat kita dulu (konsultan), bener-bener comfort zone banget deh.."

Prospek kedepannya bagaimana? Tentu jika kamu ingin membangun usaha konsultan Arsitektur sendiri, mungkin jalan yang kamu lalui ini (konsultan) adalah jalur yang tepat. Selain mengasah kemampuan desain serta meningkatkan komunikasi dalam meeting koordinasi dengan owner maupun kontraktor, kamu juga dapat membangun pengalaman kerja di bidang arsitektur yang akan kamu butuhkan saat mendaftar keanggotaan IAI (Ikatan Arsitektur Indonesia). IAI mengatakan bahwa setidaknya untuk menjadi arsitek pratama (junior) minimal harus memiliki pengalaman 3 tahun dibidang arsitektur, barulah kamu bisa mendapat sertifikat untuk mengerjakan proyekmu sendiri (bangunan sederhana).

Junior Arsitek Airmas Asri, tahun 2015
Demikian artikel ini saya tulis dengan sebenar-benarnya dan apa adanya dari pengalaman yang telah saya dapatkan di konsultan besar Indonesia. Semoga informasi ini bisa membantu kamu sebagai referensi, meskipun apa yang saya tulis belum tentu dapat ditemui pada konsultan arsitektur lain.

You Might Also Like

2 comment

  1. Wow membantu banget buat aku yang penasaran sama aktivitas konsultan arsitektur, makasih kak

    BalasHapus