Sehari bersama Lensa XC 50-230

22.44

Halo! Hari ini saya mau membahas mengenai lensa tele dari fujifilm yang sering di 'anak tiri' kan karena statusnya yang menyandang gelar XC series. Yup apalagi kalau bukan XC 50-230mm. Lensa ini sudah saya miliki hampir setahun nampaknya, dan belum banyak karya yang saya hasilkan dari lensa ini. Ada beberapa karya nanti yang dapat kalian lihat langsung di blog ini menggunakan lensa tersebut. Nah kebetulan, saya akan bercerita pengalaman saya menggunakan lensa ini.


Saya ngga akan bercerita mengenai build quality, handling atau apapun, kalian bisa membaca review lengkapnya di artikel saya yang ada di Review XC50-230mm. Jadi ceritanya hari itu, saya lagi hunting foto seperti biasa. Tapi karena akhir-akhir ini untuk mendapatkan foto landscape dengan langit yang apik agak sulit, karena sedang musim hujan tepatnya, maka saya pun memutuskan untuk keluar rumah membawa lensa tele. Bukan pilihan yang mudah lho menggunakan lensa tele di Jakarta. 

Lensa tele bisa dikatakan sangat baik digunakan jika kamu paham objek yang akan kamu foto. Lebih baik lagi jika mata kamu sudah terbiasa melihat objek dari kacamata tele lens. Penggunaan lensa tele yang tepat menurut saya bagi penggemar fotografi arsitektur adalah untuk pengambilan gambar detail, maupun sepotong bagian bangunan yang jaraknya tidak terjangkau lensa standar serta komponen bangunan yang memiliki pengulangan konstan seperti susunan kolom. Bingung? nanti saya kasih lihat contohnya.


Foto diatas merupakan salah satu foto pas awal-awal saya punya lensa ini. Jarak saya dengan bangunan bisa dibilang cukup jauh, mungkin sekitar 200-300m. Jika kita menggunakan lensa normal/kit, mungkin bidang yang dapat kita foto lebih luas, sehingga kita perlu untuk melakukan crop. Dengan bantuan lensa tele, kita bisa mendapatkan hasil maksimum tanpa harus mengkrop.


Pada contoh foto ini, saya ambil dari level jalan, yang mana seperti kalian lihat ada pepohonan yang menutupi bangunan masjid tersebut. Saya pun tidak menggunakan zoom maksimum pada saat itu. Namun keberadaan focal length yang besar membantu saya untuk membuang berbagai distraksi yang ada pada foto. Jika kalian tahu, dibagian bawah pohon, ada papan billboard besar, serta sungai dan mobil lalu-lalang. Sangat kacau balau. Namun karena bisa melakukan zooming untuk mendapatkan frame seperti diatas, hasil gambar menjadi lebih bersih.


Pembangunan LRT yang sedang gencar-gencarnya turut mengundang perhatian saya. Terkadang saya suka melakukan zoom untuk bisa melihat secara detail apa yang sedang dilakukan pekerja. Foto diatas merupakan salah satu contoh foto yang bisa kita ambil dengan lensa tele. Keunggulan lensa tele adalah optical image stabilization yang ia miliki cukup hebat. Sehingga guncangan dapat diminimalisir. 


Foto diatas adalah contoh lain yang saya lakukan saat CFD. Salah satu keunggulan lensa tele, yakni membuat yang jauh menjadi terlihat dekat. Jika kalian melihat susunan tiang listrik pada foto tersebut, kalian akan merasakan perbedaan yang signifikan ketika kalian memotret dengan lensa wide. Nah ini saya sebut dengan efek lensa tele, sangat cocok ketika memotret objek yang berulang seperti tiang tersebut.





Kekurangan lensa tele adalah adanya efek multi layer fog. Jadi yang namanya udara disekitar kita sejatinya memang tak kasat mata, namun jika kita bisa melihat lebih jelas, sebenarnya ada residu yang berterbangan. Dan residu tersebut saling membentuk layer, ketika menggunakan lensa tele, residu antar layer akan terlihat lebih dekat dan menumpuk, sehingga menyebabkan foto jadi terlihat muncul fog/kabut. Makanya sering kali penggunaan zoom yang super, menyebabkan gambar kurang kontras atau punchy.


Nah gambar diatas merupakan contoh sederhana dari elemen pengulangan yang saya sebutkan sebelumnya. Dengan lensa tele, jarak yang sebenarnya jauh, menjadi terlihat sangat dekat. Coba deh kalian hitung ada berada jarak gerbong saya memotret hingga ke orang tersebut? mungkin sekitar 4 gerbong. Padahal, saya memotretnya dari ujung gerbong. BENERAN. Saya duduk diujung gerbong, dilantai. Tapi kerasanya saya ada di depan pintu antar gerbong yah hehe. 

sebagai pembanding dengan foto sebelumnya, coba kalau lensanya wide akan jadi seperti foto tersebut lho. Bisa keliatan seisi gerbong, serta perspektif orangnya juga akan sangat terlihat besar dan kecil sesuai jaraknya. Namun hal tersebut dapat dipatahkan jika menggunakan lensa tele. Oke lanjut ke contoh lain seperti foto dibawah.


Foto tersebut diambil dengan sangat cepat. Saya dilokasi hanya sekitar 5 menit. Benar-benar datang, foto, lalu pergi. Terlihat ya pengulangan kolom yang menjadi daya tarik, serta ukuran manusia dibandingkan dengan kolom terjauh? rasa perspektifnya menjadi lebih sempit dan padat. Maka dari itu, ketika kamu sudah paham fungsi dan penggunaan lensa tele, kedepannya akan lebih mudah dalam menerka foto yang dapat dihasilkan dari lensa tele untuk foto arsitektur maupun urban. 

You Might Also Like

0 comment