Sakit
18.37
Tubuhku mulai lemas. Terbaring lesu diatas ranjang. Hanya setengah bagian ranjang yang kumakan. Setengahnya lagi dihabisi oleh tas, jaket, hingga barang-barang lain yang kubiarkan berantakan tak karuan. Aku menghela nafas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. Aku sakit.
Aku tau aku sakit.
Sepertinya baru kemarin aku keliling jakarta dengan sepeda. Menonton film fantasi yang kutunggu-tunggu, hingga mengunjungi taman kota yang belum pernah kujamah. Kini aku lemas tak berdaya. Celana jeans masih melekat ketat. Belum sempat kulepaskan, aku terlanjur jatuh dalam pelukan ranjang.
Sepertinya baru kemarin aku keliling jakarta dengan sepeda. Menonton film fantasi yang kutunggu-tunggu, hingga mengunjungi taman kota yang belum pernah kujamah. Kini aku lemas tak berdaya. Celana jeans masih melekat ketat. Belum sempat kulepaskan, aku terlanjur jatuh dalam pelukan ranjang.
Aku tau aku sakit.
Sekotak susu yang kubeli tadi segera kuhabiskan. Tak pernah aku tidak menghabiskan minuman apa yang kubeli. Langsung habis saat itu juga. Rasanya nyeri muncul dan hilang perlahan. Tenggorokan terasa janggal, hidung sedikit tersumbat. Ah paling hanya flu biasa, pikirku.
Sekotak susu yang kubeli tadi segera kuhabiskan. Tak pernah aku tidak menghabiskan minuman apa yang kubeli. Langsung habis saat itu juga. Rasanya nyeri muncul dan hilang perlahan. Tenggorokan terasa janggal, hidung sedikit tersumbat. Ah paling hanya flu biasa, pikirku.
Aku tau aku sakit.
Rasa-rasanya sakit ini bukan yang pertama kali. Sedikit berbeda tapi aku tau penyebabnya, yang kutak tahu ialah penyembuhnya. Masih kuamati ponselku. Sesekali tergeletak, sesekali kuangkat. Belum ada icon yang kutunggu. Semakin sakit aku melihat lingkaran merah di tempat itu. Seakan memberi tahu. aku ada, tapi tak peduli.
Rasa-rasanya sakit ini bukan yang pertama kali. Sedikit berbeda tapi aku tau penyebabnya, yang kutak tahu ialah penyembuhnya. Masih kuamati ponselku. Sesekali tergeletak, sesekali kuangkat. Belum ada icon yang kutunggu. Semakin sakit aku melihat lingkaran merah di tempat itu. Seakan memberi tahu. aku ada, tapi tak peduli.
Aku tau aku sakit.
Betapa gelisahnya hati ini. Tubuhku kedinginan, merinding. Kudekap selimut, tanpa kunyalakan pendingin. Sungguh ironi. Baru mengenalnya beberapa waktu, sakitnya seperti yang ikatan jiwa yang sudah sewindu.
Betapa gelisahnya hati ini. Tubuhku kedinginan, merinding. Kudekap selimut, tanpa kunyalakan pendingin. Sungguh ironi. Baru mengenalnya beberapa waktu, sakitnya seperti yang ikatan jiwa yang sudah sewindu.
Aku ingin sembuh. ingin bisa merasakan hangatnya jiwa yang lama tak kurasakan. Aku hanya ingin Kamu ada didekatku. Sungguh, ada apa denganku, ada apa denganmu
0 comment