Kerja Kerja Curhat

22.00

Hari itu pekerjaan kami begitu banyak. Tidak hanya hari itu sih sebenarnya. Setiap hari. Tapi hari ini berbeda. Dua dari tiga, sudah merencanakan liburan ke luar kota di akhir pekan. Lalu siapa sisanya? siapa lagi kalau bukan saya yang tidak kemana-mana. 

Satu persatu penghuni gang senggol pulang lebih dulu. Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Hingga tersisa aku dan Dita. Bangku kerja kami sederet. Terpisah oleh Berda ditengah. Itulah kami, tim konsep. Mengerjakan berbagai macam simulasi desain untuk inisiasi proyek. 

Kalau sudah sepi begini, apalagi yang kami lakukan sambil bekerja? curhat. yap. Dita punya masalah, aku juga punya masalah. Sudah hapal lah kami soal masalah masing-masing. Hingga solusi-solusi yang enggak solutif sama sekalipun kami bahas.

Tapi ada yang lucu malam itu. Eh sekedar mengingatkan agar tidak salah sangka, Dita itu adek kelas saya di undip dan kami teman saja. *dita kalo baca, maap dit aku bongkar aibmu disini 😂 

Heningnya malam disaat manusia-manusia penggali pundi-pundi properti hanya tersisa kami berdua, tiba-tiba aku mendengar suara terisak. Awalnya kupikir Dita Pilek. yaiya dong, aku biasanya pilek soalnya. Kutengok ke kiri, Dita nangis... ketika kusapa, nangisnya malah semakin keras 😂😂😂 OMG. dan aku pun tertawa...


Bagaimana tidak menangis? dia besok ada pesawat pagi ke luar kota, tapi kerjaan belum selesai, dan waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Ditambah anaknya lagi galau soal mantan 😂 

Sungguh ironi. Kalau kamu ngga kenal dita, aku kenalin. Dia anaknya jail banget, rame, suka ngga tau malu. Satu-satunya manusia di kantor yang suka bilang "mas aku mau kentut", jancuk! Ngga kusangka aja sih, ternyata dita juga manusia, rapuh. 

Sama halnya seperti Dita, aku juga manusia. Rapuh. Aku juga bisa menangis. Aku juga bisa sedih. Kalau galau sih obvious ya. Kadang aku bertanya-tanya pada hal yang menimpa aku dan dita, "kok bisa ya orang memperlakukan kita kaya gini?"




You Might Also Like

0 comment