Kisah di Sudut
21.02Seketika sudut ruangan yang nampak biasa saja berubah begitu indah. Diantara hiruk pikuk, disela-sela perdebatan, aku menemukan sebuah tempat sunyi nan menenangkan. Tumpukkan buku-buku bersampul cantik dengan judul menggoda yang tersusun rapi sama sekali tidak mampu mencolek perhatianku dari sudut itu. Begitu jelas hingga ku tak mampu berpaling.
Langit bersinar begitu terang, namun tidak menyilaukan. Awan itu membuat langit terlihat cantik berwarna biru. Sungguh ingin aku memeluknya. Seolah memberi tanda inilah tempat aku harus berpijak. Begitu dekat hingga tak memberi aku ruang untuk berpikir ragu.
Hanya kaca yang membatasi kita. Sedikit kotoran yang bahkan tak dapat kulihat dengan mata telanjang. Ingin kuusap agar tak menutupi paras indahnya. Sesekali ia tersenyum manja, memandangiku bak idola. Aku malu, tapi aku mau. Takkan kubiarkan ini berlalu. Sebuah kisah yang sudah jalannya, kini kusimpan agar selalu abadi dalam cerita ini. Kelak kita akan berjumpa lagi.
0 comment