Tempat Bercakap

23.42

Siang terasa semakin terik. Roda-roda itu berputar kencang  tak sempat melirik. Dahaga yang berbondong-bondong datang tak dapat ku tampik. Sesekali aku mencari tempat untuk berbisik. "Ah di sana nampaknya menarik.."

Menikmati segelas kopi sambil berbincang. Sayangnya, bukan kopi yang membuat jantungku berdegup kencang. Bersamamu ku merasa senang. Disinilah tempatku menghabiskan waktu dan uang.


Kopi pahit yang tidak "wah", seperti hikmah setelah musibah. Sama seperti ocehanmu yang terdengar indah. Adanya dirimu bak anugerah. Benarkah? Entah atau hanya khayalanku yang tak mampu menapak tanah.

Ponselku berdering lagi. Getaran itu masuk hingga sanubari. Nada tinggi terdengar beberapa kali. Harus kuakui perbincangan ini kian menjadi-jadi. Ketika tiba malam hari, lupa waktu hingga jam tidurku harus terbagi.  Sungguh kamu, kopi hitam asli




You Might Also Like

0 comment