Lumion bagi Arsitek

02.07

Oke kali ini saya mau mencoba membahas salah satu software real-time render bernama Lumion. Buat temen-temen yang bergerak di dunia Arsitektur pastinya udah nggak asing lagi dengan software ini. Bisa dibilang software ini adalah salah satu software penyelamat bagi yang ingin time saving karena kebingungan buat nyetting software rendering lain yang kelewat ribet hehe. Tapi saya nggak bilang software lain jelek ya. Semua punya kelebihan dan kekurangan. Kali ini kita bahas Lumion dulu, dan kenapa kamu sebagai Arsitek, harus bisa menggunakan Lumion.

Saya pribadi mengenal lumion itu dari jaman Lumion 6. Kalau ngga salah itu di tahun 2016. Waktu itu sudah lulus kuliah sepertinya. Awalnya hanya dari rasa penasaran aja, karena cukup hype waktu itu ada software yang bisa men-generate pohon dengan sangat baik, sangat realistis. 



Kalau kita memasukkan pohon di Sketchup dengan tingkat detail yang tinggi, sudah otomatis, file kita akan menjadi sangat berat (kecuali kalau pakai metode proxy). Dengan hadirnya Lumion, bisa dibilang merubah mindset saya pribadi bahwa kalau butuh pohon, pakai Lumion saja. Sebelum hadirnya lumion, opsi menambahkan Pohon hanya ada 2, yakni;

Pohon Sketchup

Pohon Photoshop

Keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kalau Pohon Sketchup, biasanya hasil rendernya jadi tidak realistis, dan sangat terlihat 3D. Mau yang realistis? nanti filenya jadi berat dan workflow menjadi lambat. Hasilnya? GALAU.  

Kalau Pohon Photoshop, hasilnya bisa bagus tergantung dari tingkat 'kepekaan' si editor. Posisi perspektif pohon, ukuran pohon, bayangan pohon, gelap terang pohon dan ambiance dengan sekitar sangat sulit dilakukan bila tidak memiliki kepekaan dalam mengedit di photoshop. Hasilnya? Workflow menjadi lebih lambat dan hasil yang cenderung tidak konsisten jika belum mahir.

Lalu hadirlah sang penyelamat, Lumion.

Bagi saya terdapat 3 Fitur utama Lumion yang sangat berguna bagi pekerjaan saya sebagai arsitek di developer, yakni Video, Foto dan Panorama 360.

Video

Bisa dibilang merupakan keunggulan utama dari Lumion. Karena dengan software ini, kita bisa dengan mudah membuat video animasi dengan interface yang cukup mudah digunakan. Meskipun ada beberapa parts yang tidak bisa dilakukan di Lumion, seperti video sequential seperti proses pembangunan dll.

Output dari Video di Lumion juga bisa kita sesuaikan dengan kebutuhan kita, dari resolusi kecil hingga resolusi besar. Hasilnya pun bisa dibilang sangat baik. Dengan setting kualitas terbaik, serta 3D yang sangat detail, outputnya bisa sangat realistis. Tentu untuk bisa menghasilkan video yang realistis tentu memerlukan spesifikasi komputer yang juga mumpuni. 


Dengan i7 4790, ram 16GB dan RTX 2060, untuk video kualitas tertinggi dan settingan terbaik (reflection preview best quality), waktu yang diperlukan untuk merender video berdurasi 10 detik bisa mencapai 1-2 jam lho. 

Foto

Fitur ini adalah life saver bagi temen-temen yang deadlinenya mepet. Cukup import file sketchup ke Lumion, lalu dengan sedikit setting, sudah bisa menghasilkan gambar yang apik. Terutama untuk scene exterior. Kehadiran berbagai macam tipe pohon dan kualitas 3D pohon dari library lumion terasa sangat berguna. 

Kunci keberhasilan menggunakan Lumion untuk rendering still image adalah pencahayaan dan ragam pepohonan yang digunakan. Karena dengan berbeda pencahayaan akan berpengaruh cukup signifikan pada hasil rendering. Itu pun termasuk pada pemilihan langit yang tersedia di Lumion.



Panorama 360

Fitur ini bisa dibilang cukup baru untuk saya gunakan. Pasalnya dengan pandemi yang merebak di 2020, penjualan properti bisa dibilang cukup terdampak, sehingga penggunaan teknologi harus semakin dikembangkan. Dengan adanya Panorama 360, kita bisa membuat rendering interior bangunan yang dapat di lihat menggunakan VR (Virtual Reality) dan berguna untuk marketing tools. 


Apakah membuatnya sulit? tentu tidak dengan bantuan Lumion. Namun perlu dilakukan tweak di berbagai sisi baik itu 3D maupun pencahayaan agar panorama yang ingin kita tampilkan ke Client bisa lebih natural dan realistis. 

Untuk durasi render Panorama 360 kurang lebih mirip dengan merender foto/ still image. Namun durasinya lebih panjang 2-3x.

You Might Also Like

0 comment