Review Pengabdi Setan [SPOILER ALERT!]

00.04

Halo! belum lama ini saya nonton film yang lagi ngehits banget. Hampir dimana-mana ada yang ngomongin. Mungkin sekarang udah mulai surut ya. Ada juga beberapa temen yang cuma nanya-nanya aja, apa serem, ceritanya gimana, dan lainnya. Hingga tulisan ini dibuat, film Pengabdi Setan udah tembus 3 juta penonton lho. Jadi buat kamu yang belum nonton, mending buruan mumpung masih ada di bioskop. Disini sih saya mau nulis sedikit cerita soal pengabdi setan. Gimana jalan ceritanya, dan kira-kira rekomen apa ngga buat ditonton. Jadi isinya bakal spoiler banget buat kamu yang belum nonton. Tapi, apa yang saya tulis ini berdasarkan yang saya inget aja yaa.


Pengabdi setan diawali dengan scene seorang perempuan yang diperankan oleh Tara Basro sedang ada di sebuah ruangan. Diruangan itu, dia sedang bersama tokoh yang diperankan oleh Joko Anwar. Ceritanya Tara sedang meminta kejelasan tentang hak royalti dan keuntungan yang bisa ia ambil hari itu dari penjualan album lagu milik ibunya. Sayangnya, ngga banyak yang bisa ia dapatkan, karena penjualan album ibunya sudah ngga hits lagi setelah ibunya sakit bertahun-tahun. Joko Anwar disini sebagai yang punya label rekaman.

Terus pulanglah dia kerumahnya. Digambarkan rumahnya itu jauh banget dari peradaban. Kayak melewati gunung, berkali-kali naik angkutan, hingga harus lewatin hutan dan kuburan. Setting yang diperlihatkan pada film ini pun seperti setting tahun 80an. Ada juga scene kota jakarta yang diambil di daerah stasiun kota. Bis yang digunakan juga bis jaman dulu. Nah setelah Tara sampai dirumah, ternyata dia punya keluarga yang cukup besar. Ada Bapak, Nenek, dan 3 orang adiknya. Saya agak lupa nama-namanya.

Nah dirumah tua tersebut, juga tinggal ibunya yang sakit-sakitan. Sosok ibu tersebut memang cukup mengerikan sih. Kamarnya berada di lantai 2 dekat tangga. Dengan tempat tidur yang memiliki tirai. Digambarkan pula ibu ini selalu tidur dan tidak pernah bangun. Baju yang dikenakan selalu berwarna putih dengan rambut panjang menjuntai. Jika ia memerlukan bantuan, ia selalu membunyikan lonceng. Suatu ketika, lonceng dibunyikan. Tara dan adik-adiknya tidak ada yang menyahut dan saling melempar tanggung jawab. Dari raut wajahnya sih seperti takut. Adik Tara yang paling besar (usia SMA) akhirnya pun pergi ke lantai dua untuk menemui sang ibu. Disana ia menyisir rambut ibunya. Dan kejadian janggal pun dimulai.



Suatu malam, saat semua terlelap. Tahu-tahu ada suara lonceng. Dan hanya Tara yang mendengarnya. Karena tak tahan, akhirnya ia pun bergegas menuju kamar ibu. Secara mengejutkan, si Ibu sedang berdiri menghadap jendela. Perlahan Tara pun mendekat. Dan memegang pundak ibu. "lho ibu sudah bisa bangun?" namun sang ibu tidak bergeming. Lalu suara lonceng kembali berbunyi. kok masih bunyi lonceng, kan ibu didepan Tara.. pikirnya. Saat Tara menoleh ke kasur, ternyata ibunya sedang terbaring sambil membunyikan lonceng dan menunjuk jendela. Ternyata yang berdiri di depan jendela bukanlah ibunya!!! 

Singkat cerita, ibunya mati. iya mati. Setelah sehari sebelumnya si Bapak bilang sesuatu ke Ibu yang mana masih menjadi misteri sampai saat ini, tentang apa yang dibicarakan. Sang ibu dimakamkan di kuburan dekat rumah. Bisa dibilang dekat banget. Soalnya dari jendela rumah keliatan, serem abis. Nah disini, barulah ada tokoh lain yakni Pak Ustad dan Anaknya yang seusia Tara. Kukira bakal jadi romansa, ternyata enggak. Belum juga sehari, malamnya dari kamar, adek-adeknya Tara ngelihat sosok yang berdiri diatas kuburan, dengan background kabut dan ambience kebiru-biruan. Dan adek yang paling besar, pas nyalain radio, tau-tau channelnya pindah ke lagu ibunya. Serem abis.

Salah satu karakter yang mencurigakan di film ini adalah si Bapak. Tiba-tiba saat sang Ibu mati, bapak mendadak ada perlu untuk ke Kota dan meninggalkan keluarganya dalam keadaan duka selama beberapa hari. Sehingga Tara yang bertanggung jawab terhadap keluarganya. Tak lama pun, sang nenek yang duduk di kursi roda juga mati. Seingetku si Neneknya mati karena nyemplung ke sumur di kamar mandi rumah tersebut. Kalau ngga salah karena di dorong setan apa ya. Jadi memang setting kamar mandinya juga serem banget. Gelap. Lantainya dari semen acian, nggak pakai ubin. Atapnya seperti dari jerami atau langsung rangka genteng, kulupa. Yang jelas kayak kamar mandi di kampung kalau kita mudik hehe.



Nah sebelum si nenek mati, ternyata dia udah menulis surat untuk temannya. Isinya untuk meminta bantuan. Ketika Tara membaca itu, ia pun langsung ke rumah teman si nenek bersama anaknya Pak Ustad. Ternyata, temennya si nenek adalah penulis majalah ghaib gitu. Dan memprediksi bahwa si Ibu adalah pengabdi setan. Si Ibu ini dibilang tidak bisa punya anak setelah menikah bertahun-tahun. Dan untuk mendapatkan anak, kala itu ada perkumpulan sesat yang cukup terkenal, dengan cara mengabdi pada setan. Caranya pun aneh, yakni anggotanya yang ingin mendapatkan anak harus berhubungan seks bergilir dengan anggota yang lain. Ketika sudah dapat, anak terakhir yang dimiliki harus diserahkan pada setan pada umur ke 7 atau 10 gitu. Dan pada saat itu, para sekte akan datang menjemput si anak.

Tara yang ngga percaya akan hal ghaib pun pulang tanpa mengindahkan nasehat temennya si nenek. Tapi anaknya pak Ustad meninggalkan nomor yang bisa dihubungi jika ada sesuatu yang mendesak. Benar saja. Ternyata pas anak pas ustad berkeliling daerah rumah Tara, ia melihat sosok perempuan berbaju putih dan berambut panjang berdiri dibalik jendela kamar almarhum ibu. NGERI! Dan entah kapan, ia dapat kabar dari teman nenek ada hal yang harus disampaikan. Tara tadinya mau ikut nemenin, eh tapi ngga bisa karena harus jagain adik-adiknya. Jadilah si anak ustad ini pergi sendiri dan menerima surat tentang cerita revisi dari teman nenek. Di perjalanan pulang ternyata ada plot twist, si anak ustad ini mati kelindes truk.

Singkat cerita, pak Ustadnya sedih. Iyalah. Dan hantu-hantu yang mengejar anak terakhir makin menjadi-jadi. Tara sekeluarga makin panik. Hokinya adalah si Bapak akhirnya pulang. Dan merencanakan sekeluarga untuk pindah rumah. Ternyata eh ternyata, ada aja halangannya. Mobil yang dipesan ngga sampai-sampai ke rumah mereka hingga malam. Terpaksa mereka bermalam dulu dirumah, ditemani pak Ustad. Sayangnya, setannya disini makin beringas, hingga membunuh Pak Ustad. Super sekali. Dan iya, pas sekeluarga lihat keluar, sudah banyak orang dari sekte setan untuk menjemput anak terakhir.


Tapi karena kegigihan keluarga ini, akhirnya sih mereka bisa terbebas dari sekte sesat. Juga bantuan dari arwah si nenek yang ternyata lebih tahu soal setan tersebut. Dan ternyata anak terakhir ini bukan mau ditumbalkan oleh sekte setan, melainkan anak terakhir adalah titisan setan saat masuk ke umur 7 atau 10 tahun tadi. BOOM!! Mau nggak mau, mereka harus merelakan anak terakhirnya beneran jadi titisan setan. Dan mereka pun bisa kabur dari rumah menuju kota dengan bantuan mobil dari temen si nenek.

Endingnya, setelah beberapa tahun kemudian mereka tinggal di kota. Ternyata ada Sekte Setan yang juga tinggal di rumah susun yang mereka tempati. Dan nampak seperti tetangga yang punya rencana jahat kedepannya. Sepertinya sih bakal ada sequel dari film ini. Saya sendiri masih gagal paham dengan ending yang direncanakan oleh sekte setan tersebut. Dan kalau ditanya berapa skor untuk film ini, yaaa, saya bisa bilang film ini ratingnya 7.5/10 untuk skala film global. Tapi jika dibandingkan dengan film horor indonesia pada umumnya, ini masuk ke 9/10 sih. Serem sih serem, tapi nggak banyak score untuk adegan yang bikin kaget. Kurang greget sedikit sih memang. Overall puas kok buat ditonton, apalagi ukuran film indonesia.


You Might Also Like

0 comment