First Impression AEON Jakarta Garden City

22.49

Halo! sesuai judulnya ya kali ini saya akan membahas mengenai mall baru di daerah Cakung yakni AEON Jakarta Garden City. Mungkin ngga terlalu mendalam, karena saya baru kesana sekali, kapan-kapan bakal kesana lagi buat mengorek-ngorek lebih dalam. Jadi buat temen-temen yang berencana untuk ke tempat ini, bisa baca dulu first impression dari saya ya! Pastinya temen-temen ngga asing dong dengan AEON yang ada di BSD. Nah kali ini AEON buka cabang di daerah Cakung. Ngga baru juga sih, tapi bisa dibilang masih jarang yang kesini karena lokasinya yang menurut saya kurang familiar. Yauda deh langsung dibahas aja ya!

Jadi ceritanya saya kesini pada hari Selasa, tanggal 31 Oktober 2017. Sejujurnya ngga ada rencana sama sekali buat pergi kesini. Jadi mendadak aja gitu pas kebetulan lagi ada di daerah bintara, terus keinget kalo dicakung ada Mall Aeon yang punya Bianglala sebagai daya tarik utamanya. Jadilah saya mampir waktu itu menggunakan sepeda motor. Kalau melihat di Peta sih nampak dekat ya, sayangnya pas coba ditelusuri ternyata cukup jauh. Buat temen-temen yang mau kesini naik motor, saya sarankan sebelum hari gelap, karena jalannya agak gelap dan sepi. Jujur buat orang yang pernah kena masalah di jalan, jalanan non tollnya saya tidak rekomendasikan untuk dilalui sendirian saat gelap.

Saya sampai di lokasi sekitar jam 7 malam. Awalnya agak bingung mencari lokasi parkir motor, karena rata-rata mall kekinian memisahkan pintu masuk motor dan mobil. Jadi ketika kita sampai di Jakarta Garden City, kita hanya perlu lurus terus saja mengikuti boulevard. Setelah melihat ada mall Aeon disebelah kanan, kita lalu memutar balik di bundaran boulevard. Kemudian lurus sedikit dan belok kiri jika kamu menggunakan mobil. Jika tidak, maka kamu harus lurus lagi melewati mall, dan baru belok kiri untuk masuk ke parkiran motor.


Ohya, buat kamu yang menggunakan kendaraan umum seperti Bus Transjakarta ataupun Angkot, sepertinya ngga ada yang lewat sini deh. Saya tidak melihat adanya kendaraan umum tersebut disini pada saat menuju dan saat berada di luar mall. Tapi cukup banyak gojek. Kalau mau naik kendaraan umum, mungkin bisa turun di stasiun cakung atau klender baru, kemudian diteruskan menggunakan gojek/grab sekitar 9-10km. 

Setelah memarkirkan kendaraan (motor), kita akan langsung disuguhkan dengan pemandangan taman LED yang berwarna warni seperti di Aeon BSD. Lokasinya ada di Basement, jadi dari GF, kita melihat kebawah yang berbatasan langsung dengan parkir mobil. Saya ngga banyak melihat-lihat retailnya, karena mengejar waktu. Jadinya langsung aja naik ke lantai 4 atau 5 untuk menyaksikan Bianglala secara langsung. 

Nggak pakai mikir, saya langsung mengantri untuk membeli tiket Bianglala. Harganya pun bervariasi. Kebetulan saat itu sedang sepi, jadi saya tidak perlu menunggu lama. Harga tiketnya sebagai berikut
  • Reguler 50K
  • Couple 160K
  • VIP 350K

Sejujurnya saya ngga tau bedanya apa, karena ngga ada penjelasannya. Mungkin maksudnya hal ini berlaku kalau kondisi ramai kali ya. Jadi kalau couple mungkin bisa berdua saja dalam satu kereta saat kondisi ramai. Tapi kalau ngga mau couple, maka bakal dicampur sama peserta lain kalau sedang ramai, mungkin?


Suasana dari atas bianglala bisa dibilang bagus, bisa dibilang biasa saja. Karena lampu bianglala yang berkelap kelip membuatnya sangat menarik untuk difoto. Sedangkan lingkungan AEON Jakarta Garden City yang masih kebanyakan tanah kosong, menjadikannya gelap gulita, dan kurang menarik difoto. Terlebih karena suasana luar yang gelap, menyebabkan foto menjadi memantul. Sehingga satu-satunya objek yang menarik adalah memotret Poros Bianglala itu sendiri. Ohya, didalam kereta bianglala, terdapat AC, sehingga bisa dibilang sangat nyaman, ngga kayak yang ada di Ancol atau taman mini. Kemudian, untuk masalah keamanan, pintunya dikunci dari luar. Tapi sayangnya pada saat saya berada di puncak, saya merasakan ada getaran yang membuat saya khawatir. Meski getaran angin tersebut akhirnya hilang ketika kita sudah mulai turun diposisi 3/4 dari ketinggian.

Apakah makanannya lengkap? YAP! bisa dibilang AEON JGC ini sangat memanjakan kita dari segi makanan. Banyak sekali makanan-makanan lucu dan unik yang belum pernah saya lihat. Namun jika di Aeon BSD ada distrik Ramen, saya belum melihatnya di Aeon JGC. Mungkin saya melewatkannya. Untuk sushi? ada banyak pilihan!! Serta supermarket yang menyajikan sushi murah pun juga sama persis dengan yang ada di BSD. Sayangnya, saat saya mau membeli, ternyata stok salmon sashiminya sudah habis.


Lanjut ke taman bunga LED. Jadi untuk mencapai tempat ini, kita harus keluar dari mall. Sebelum keluar, kita akan disuguhi distrik makanan semi outdoor yang cukup menarik. Barulah kita akan turun lewat tangga menuju basement untuk melihat taman Bunga LED. Nah seperti yang saya bilang tadi, taman ini berbatasan langsung dengan parkiran mobil, dan ukuran tamannya sendiri kecil tapi memanjang. Berbeda sekali dengan yang di BSD, besar dan panjang serta tidak terasa terkekang oleh tembok. 

Ohya lupa bilang! Tadi di Bianglala, saya tidak boleh berfoto... Bukan di bianglalanya sih, tapi pas sudah turun dan duduk di meja makan outdoor sekitaran bianglala. Katanya ngga boleh pakai kamera besar/mirorless, kata satpamnya. Mengecewakan. Ke tempat bagus cuma foto pakai hape? ini 2017 bosqu. Akhirnya saya harus kucing-kucingan untuk berfoto.


Ohya ditaman bunga LED saya dapat beberapa foto. Sayangnya ngga banyak, karena takut ditegur, dan juga saya bodoh sekali waktu itu. Jadi saya bawa baterai kamera 3 buah. Tapi... saya lupa ngecas semuanya. Karena terakhir kali ngetrip foto-foto sudah sangat lama. Alhasil semua baterai cuma sisa 1 bar. Dan hanya bertahan beberapa menit.





Sebelum baterai habis, saya meniatkan diri untuk memotret AEON JGC dari depan. Sayangnya lagi-lagi saya harus kucing-kucingan dengan satpam yang sangat banyak disana, serta kondisi jalan yang agak gelap bikin saya takut juga untuk mengeluarkan kamera. Beruntungnya, didepan mall ada puteran boulevard yang di tutup oleh beton. Sehingga saya bisa duduk sejenak ditengah boulevard tanpa harus takut dijambret. Cuma takut, disamperin satpam aja. Untungnya setelah baca doa, satpamnya bener-bener ngga nengok kearah saya sama sekali, meski cuma ambil 2-3 foto kalau ngga salah.


Sekian dulu deh postingan kali ini, saya juga bikin footage videonya sih, nanti akan saya upload di youtube dan disini juga untuk menambah informasi. Kesimpulannya, AEON JGC ini menarik banget buat dikunjungi, terlebih lokasinya yang ngga begitu jauh dari sudut pandang Bekasi dan Jakarta Timur. Hanya memang transportasi umum yang belum menjangkau daerah ini cukup menyulitkan para pelancong dengan moda transportasi umum.

You Might Also Like

0 comment