Review iPhone 11 128 GB di 2022 masih Layak?
21.58Halo temen-temen semua, balik lagi ke blog ini. Kali ini saya mau ngereview sebuah iPhone keluaran September tahun 2019, yang mana bisa dibilang sudah berusia 3 tahun dari semenjak pertama kali keluar. Meski begitu, pastinya banyak diantara temen-temen yang tetap mengincar hape ini sebagai alternatif yang mungkin baru akan pindah dari iPhone 6 atau bahkan mau hijrah dari Android tapi pengen coba iPhone yang terjangkau terlebih dahulu. Nah gausa berlama-lama, langsung aja kita bahas hape yang satu ini.
Disini mungkin saya nggak akan bahas secara detail mengenai spesifikasi, lebih ke bagaimana pengalaman saya dalam menggunakan iPhone 11 selama ini. Jadi varian yang saya gunakan disini adalah iPhone 11 warna putih dengan storage 128 GB. Kalau temen-temen lagi nyari hape ini, sekarang sih udah ngga ada barang barunya di toko macem ibox atau digimap. Adanya di toko online dengan kisaran harga sekitar 7 jutaan. Sedangkan untuk bekasnya berkisar dari 5-6 juta. Padahal dulu pas masih anget-anget, hape ini paling murah di harga 13-14 juta untuk varian 128GB.
Performa
Nah hal pertama yang akan saya bahas adalah performanya. Mungkin temen-temen akan bertanya, apakah performanya di tahun 2022 masih aman? bagaimana untuk tahun-tahun selanjutnya? Saya disini akan bilang bahwa performanya masih sangat baik. Sangat-sangat baik. Untuk kebutuhan saya yang hanya membuka email, chatting, sosmed, maupun edit foto dan video untuk instagram masih sangat-sangat layak. Apakah pernah nge-lag? selama saya pakai belum pernah ada nge-lag.
Tapi tentunya ini akan berbeda, dengan teman-teman yang punya keinginan untuk main game. Kalau untuk game seperti Mobile Legend, saya yang ngga begitu doyan ngegame bisa bilang sih ini masih enak, masih lancar. Jauh lebih enak ketimbang saya main di Samsung S10+ milik saya. Touchnya juga responsif. Tapi kalau temen-temen main Genshin Impact, mungkin saya kurang bisa merekomendasikannya, karena di Ipad saya yang notabene processornya setara iPhone 12, masih ada frame drop di beberapa tempat yang cukup ramai.
Storage
Pertanyaan mengenai apakah storage 128 GB cukup adalah pertanyaan yang sangat subjektif. Karena setiap orang bisa berbeda-beda penggunaan datanya. Saya pribadi termasuk orang yang cukup sering memotret dan mengambil video, karena pekerjaan saya mengharuskan saya untuk keluar ke lapangan dalam rangka survey. Tapi hasil foto dan video tersebut tidak lama disimpan di hape saya, biasanya hanya sebentar, lalu dipindah ke Drive milik kantor. Pertanyaannya balik lagi ke seperti apa penggunaan kalian?
Sebagai gambaran, ini ada beberapa ukuran aplikasi yang ada di hape saya :
Whatsapp 5,5 GB
Mobile legend 1,2 GB
Instagram 1 GB
Youtube 500 MB
Gojek 250 MB
Tokopedia 250 MB
Twitter 200 MB
Google Maps 200 MB
Apakah file-file tersebut besar? sebenarnya nggak terlalu besar. Tapi kalau banyak tentu juga akan menghabiskan storage. Nah buat temen-temen yang doyan main game, biasanya aplikasinya memiliki size yang besar juga, kebetulan game saya lebih banyak di ipad ketimbang di hape. Secara umum dengan kebutuhan saya sosial media, chatting dan game ringan, storage 128 GB biasanya masih sisa sekitar 25 GB. Nah tinggal dibagi aja tuh kalau untuk foto dan video.
Sebagai gambaran, Apple menyediakan 2 format, yakni High Efficiency dan Most Compatible. Kalau pakai High Efficiency, temen-temen bisa menghemat storage ketimbang Most Compatible. Cuman kekurangannya adalah filenya nggak bisa langsung dipindahin ke komputer atau device non apple, karena seringnya nggak akan kebaca kalau device/ komputer lain nggak punya codecnya. Jadi harus diconvert dulu.
Solusi lain temen-temen bisa memanfaatkan iCloud berbayar dengan kapasitas terendah 50GB seharga 15rb per bulan. Cuman sebagai catatan, 50 GB tersebut ketika diaktifkan, nggak akan bener-bener ada lowong 50GB, karena akan ada data backup yang dimasukkan kesana, sehingga ruang untuk kita menyimpan data non-back up biasanya cuma berkisar 10-20 GB.
Baterai
Salah satu hal yang harus dikagumi dari iPhone 11 adalah daya tahan baterainya yang cukup keren menurut saya. Dalam waktu 1 hari penuh, saya bisa menggunakan hape ini tanpa harus takut kehabisan daya. Ketika konten ini dibuat, battery health saya di angka 88%, cukup turun drastis ya dari 100%, padahal saya sudah menggunakan metode charge sebelum 20%, dan mencabutnya di 90%.
Dalam penggunaan saya sehari-hari terutama saat bekerja ke kantor, sangat jarang saya kehabisan baterai. Biasanya ketika pulang lagi ke rumah masih ada 40% di jam 6 sore. Mungkin karena penggunaan yang tidak terlalu intens.
Ketika penggunaannya intens, seperti menggunakan google maps, lalu membuat foto dan video saat survey, tentu baterainya juga akan kewalahan. Untungnya, iPhone 11 ini memiliki waktu pengecasan yang cukup cepat. Berbekal charger ipad 18 watt, dari 20% ke 50% hanya sekitar 30 menit.
Layar
Nah mungkin salah satu kelemahan dari iPhone 11 ini dibandingkan dengan seri iPhone yang lain adalah layarnya yang masih LCD. Berbeda dengan kakaknya iPhone X yang sudah menggunakan layar OLED. iPhone 11 juga mirip dengan iPhone XR yang sama-sama menggunakan LCD. Apakah se-jelek itu pakai LCD? Sejujurnya enggak juga. Bagus-bagus aja, tetep tajam. Saya sudah bandingkan dengan iPhone 13 Pro, sebelah-sebelahan, kalau ngga bener-bener melotot, bedanya nggak begitu keliatan. Yang paling kentara adalah ketika di scroll, tentu iPhone 13 Pro sudah 120 Hz, sehingga lebih mulus scrollingnya.
Yang saya kurang suka dari layar iPhone 11 sebenarnya lebih ke bezelnya yang tebal serta membulat 'curve'. Karena menjadi sulit untuk kita mencari tempered glass yang cocok. Jarang ada tempered glass yang bisa mengcover secara menyeluruh. Hasilnya jadi kurang bagus deh pas sudah dipasang tempered glass. Ini preferensi dan selera aja sih.
Handgrip
Selama saya pakai iPhone 11, saya hampir selalu pakai casing. Kecuali kalau berada di rumah, terutama di kasur, saya suka membuka casingnya dan mengagumi kualitas kaca dan aluminium yang sangat mantap dari hape ini. Feel di genggam sangat nyaman dengan pinggiran membulat. Sangat berbeda ketika saya memegang iPhone dengan pinggiran kotak. Sayangnya dengan pinggiran membulat ini juga berkontribusi pada genggaman yang terasa licin, sehingga saya nggak berani berlama-lama membawa hape ini tanpa casing.
Kamera
Pada saat konten ini dibuat, saya belum ada sih foto yang head to head dengan hape lain yang diambil secara bersamaan. Mungkin pembandingnya hanya Samsung S10+ yang dulu saya miliki. Kelebihan yang saya suka di iPhone 11 paling utama adalah fitur videonya yang terasa sangat smooth dan juga tidak overprocessed ketimbang di S10+ dulu yang terasa agak oversharpen.
Yang saya kurang suka juga mungkin ada di kamera ultra wide, yang mana kualitasnya agak 'kurang' ketimbang kamera utamanya.
Tapi uniknya, kamera iPhone 11 ini bisa diadu lho sama iPhone 13 Pro. Contohnya di foto satu ini menggunakan lensa normal. Ternyata gambar di iPhone 11 lebih tajam, karena aperture F yang digunakan lebih sempit yakni f1.8, sedangkan di iPhone 13 Pro menggunakan f1.5 agar cahaya yang masuk lebih banyak.
Bisa terlihat, ISO yang digunakan di iphone 11 jadi lebih tinggi karena perbedaan aperture ini. Sehingga lebih rawan noise. Tapi untuk beberapa case yang cukup cahaya, sangat memungkinkan iPhone 11 lebih tajam karena bukaan aperture tadi.
Kesimpulan
Langsung aja ke kesimpulan, kira-kira apakah iphone 11 layak di beli di tahun 2022? Buat temen-temen yang mau pindah dari iPhone 6 ataupun 7 menurut saya sangat layak untuk pindah ke iPhone 11, terutama untuk yang budgetnya terbatas. Karena dengan harga yang lebih tinggi sedikit, temen-temen lebih baik ambil iPhone 11 ketimbang XR yang mirip tapi hanya punya 1 kamera.
Tapi kalau temen-temen punya budget lebih, atau mau lebih sabar menabung, saya lebih rekomen untuk ambil seri iPhone 12 karena sudah menggunakan layar OLED, serta berbagai improvement di kamera dan juga efisiensi baterai. Tapi saya nggak rekomen ambil yang iphone 12 mini, karena baterainya cepat habis.
0 comment