Peran Big Data dalam Industri Real Estate

00.14

Halo gengs, kali ini saya mau sedikit sharing tentang Big Data di bidang properti, yang mana di tahun 2022 ini harusnya developer properti di Indonesia sudah familiar dengan teknologi ini, terutama karena kita segera memasuki era industri 4.0 dan juga persaingan global, ceilah. Sayangnya, masih banyak banget nih perusahaan di Indonesia yang bisa dibilang ketinggalan jaman soal Big Data ini. Kenapa? nanti akan saya jelaskan.

Kamu pasti pernah dong mendengar politikus yang bilang kalau pemilu 2024 mau ditunda, berdasarkan Big Data, yang katanya sekitar 110 juta orang ingin pemilu ditunda. Walaupun kita nggak pernah liat datanya dimana, tapi itu salah satu contoh Big Data yang coba dikemukakan di publik. Sebelum jauh masuk kesana, kita kenalan dulu dengan data.



Menurut Teorinya, Data adalah fakta kasar atau mentah mengenai orang, waktu, tempat, kejadian atau sesuatu yang di-organisasikan. Kumpulan data yang diproses nantinya akan disebut sebagai informasi. Sehingga secara teori, agar informasi bisa lebih akurat, kita memerlukan banyak data. 


Contoh sederhananya seperti ini, 

Baju di toko A harganya murah. Kita dapat informasi seperti itu. Tapi datanya mana? kenapa bisa dibilang murah? ternyata datanya adalah Toko A menjual baju mulai dari harga 50rb, sedangkan toko B, C, D mulai dari harga 100rb. Sehingga kita bisa mengetahui bahwa Toko A adalah yang paling murah. Tapi itu dalam lingkup A sampai D, bisa jadi kalau datanya diperbesar hingga Z membuat Toko A bukan yang paling murah.

Lalu kenapa Data itu penting? kenapa kita perlu data? Karena faktanya, banyak banget perusahaan di Indonesia yang masih mengandalkan intuisi atau kemampuan pengetahuan individu untuk mengambil keputusan. Apakah salah? nggak, tapi tidak akurat. Karena setiap individu punya perspektifnya masing-masing, apalagi berkaitan dengan properti.

Orang yang tinggal di Jakarta, akan punya gambaran properti yang berbeda dengan orang yang tinggal di Yogyakarta misalnya. Bila karyawan yang membuat perencanaan real Estate adalah orang asli Yogyakarta, dan ingin membuat perumahan di Jakarta, tentu gambaran di kepalanya akan berbeda dengan orang Jakarta asli. Sehingga data sangat diperlukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat terkait kebutuhan pasar.

Setidaknya ada 6 hal yang bermanfaat terutama untuk pelaku industri properti;

  1. Mengurangi Risiko
  2. Meningkatkan Engagement
  3. Penilaian yang akurat
  4. Pengambilan keputusan yang sesuai
  5. Meningkatkan strategi marketing
  6. Jaminan berdasarkan data

Meski banyak manfaatnya, ternyata untuk membuat Big Data itu tidaklah mudah, terutama di developer properti yang mungkin usianya sudah cukup matang. Untuk perusahaan baru, biasanya datanya masih sedikit, sehingga sebisa mungkin segeralah membuat Big Data. Lalu untuk perusahaan lama bagaimana? ternyata ada beberapa tantangan, diantaranya seperti;

  • Data yang masih terpencar
  • Kebutuhan penggambilan keputusan yang cepat
  • kompleksitas dalam mengelola kawasan
  • Banyaknya jumlah aset yang dikelola
  • Memindahkan data Hardcopy
  • Mengintegrasikan Data
  • Mengamankan Data

Kapan kita harus memulai mengumpulkan data? ternyata ada survey di Amerika pada tahun 2019, yang menemukan bahwa pelaku industri Real Estate menginvestasikan dana cukup besar untuk teknologi, terutama pada aspek Predictive Analytics dan Big Data. 

Aspek lainnya seperti personal app, website dan CRM umumnya sebagian besar developer properti di Indonesia sudah memilikinya. Namun untuk Predictive Analytics dan Big Data, setahu saya masih banyak yang belum punya. Biasanya ini dimiliki oleh perusahaan e-commerce. Makanya nggak jarang, ketika kita lagi browsing Baju Lebaran, tiba-tiba nanti semua iklan yang muncul di youtube, atau facebook akan merekomendasikan pilihan Baju Lebaran untuk kita. 

Coba dibayangkan, ketika industri real estate sudah memiliki Big Datanya sendiri. Tentu pengembangan properti akan berbasis data, sehingga target pasarnya menjadi lebih akurat. Yang terjadi di lapangan sekarang bagaimana? banyak banget produk properti yang tidak tepat sasaran. Contohnya ada lokasi yang bagus dekat stasiun, tapi dijual dengan unit yang terlalu kecil, sehingga sepi pembeli, karena dipikirnya cocok untuk yang hanya transit, padahal banyak juga orang yang maunya langsung membeli unit berukuran besar, dsb.

Dengan adanya Big Data di industri real estate, pengambilan keputusan untuk membuat proyek baru menjadi lebih relevan. Dan keputusan yang diambil berdasarkan data, bukan berdasarkan keinginan yang dipaksakan. Bukan keinginannya apa, lalu dicari data yang mendukung keinginan tersebut, sementara fakta negatif diabaikan.

You Might Also Like

0 comment